Kenaikan Harga Sembako di Indramayu, Jumat 7 November

Pemantauan Harga Sembako di Kecamatan Krangkeng

Pemantauan harga kebutuhan pokok (sembako) di wilayah Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, dilakukan oleh anggota Kopka Kadilan dari Koramil 1610/Krangkeng. Kegiatan ini dilakukan di Toko Kasnadi, Desa Luwunggesik, mulai pukul 08.30 WIB hingga selesai. Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk memastikan stabilitas harga sembako di tengah dinamika ekonomi masyarakat.

Dari hasil pemantauan, tercatat bahwa mayoritas komoditas sembako mengalami kenaikan harga, sementara hanya satu komoditas yang tercatat turun. Beras, salah satu kebutuhan utama masyarakat, mengalami penurunan harga menjadi Rp12.000 per kilogram dari harga sebelumnya. Penurunan ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang bergantung pada beras sebagai makanan pokok.

Namun, kabar baik ini dikontraskan dengan kenaikan harga pada sejumlah komoditas lainnya. Harga telur ayam naik menjadi Rp29.000 per kilogram, meningkat dari harga sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh tingginya permintaan di pasar lokal, ditambah dengan kenaikan biaya pakan ternak yang memengaruhi produksi. Daging ayam juga mengalami kenaikan harga, kini dibanderol Rp38.000 per kilogram. Kenaikan ini sejalan dengan fluktuasi harga pakan dan biaya operasional peternakan. Sementara itu, daging sapi mencatatkan kenaikan yang signifikan, mencapai Rp150.000 per kilogram. Harga ini menjadi salah satu yang tertinggi di antara komoditas yang dipantau, membebani daya beli masyarakat.

Gula pasir turut mengalami kenaikan harga, kini dijual seharga Rp16.000 per kilogram. Kenaikan ini diduga dipengaruhi oleh pasokan yang terbatas di pasar lokal. Sementara itu, minyak goreng menjadi satu-satunya komoditas yang harganya tetap stabil, bertahan di angka Rp16.000 per kilogram.

Bawang merah dan bawang putih juga tidak luput dari tren kenaikan harga. Bawang merah kini dijual Rp48.000 per kilogram, sedangkan bawang putih mencapai Rp42.000 per kilogram. Kenaikan ini diduga akibat berkurangnya pasokan akibat faktor cuaca yang memengaruhi hasil panen di wilayah pemasok. Komoditas kacang kedelai juga mengalami kenaikan, dengan harga mencapai Rp19.000 per kilogram. Kenaikan ini memengaruhi pelaku usaha kecil seperti pengrajin tempe dan tahu, yang bergantung pada kedelai sebagai bahan baku utama. Jagung, yang sering digunakan sebagai pakan ternak, juga naik menjadi Rp11.000 per kilogram.

Menurut Kopka Kadilan, kegiatan pemantauan berlangsung dalam keadaan tertib dan aman. Tidak ada kendala signifikan yang dilaporkan selama proses monitoring di Toko Kasnadi. Pemantauan ini merupakan bagian dari upaya TNI untuk mendukung pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga sembako dan mencegah praktik spekulasi harga di pasar.

Kenaikan harga sejumlah komoditas ini menjadi perhatian masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah yang sensitif terhadap perubahan harga kebutuhan pokok. Beberapa warga di Desa Luwunggesik menyatakan kekhawatiran atas kenaikan harga daging dan telur, yang menjadi kebutuhan sehari-hari.

Pedagang di Toko Kasnadi menyebutkan bahwa fluktuasi harga dipengaruhi oleh faktor musiman dan distribusi. “Bawang dan kedelai naik karena pasokan dari petani agak tersendat. Kalau beras turun karena stok cukup banyak setelah panen,” ujar salah seorang pedagang.

Pemerintah daerah diminta untuk segera mengambil langkah antisipasi guna menekan dampak kenaikan harga ini. Operasi pasar atau distribusi sembako bersubsidi menjadi salah satu solusi yang diharapkan masyarakat untuk menjaga daya beli. Kenaikan harga sembako juga memicu diskusi di kalangan pelaku usaha mikro. Pengrajin tahu dan tempe, misalnya, mulai mempertimbangkan penyesuaian harga jual produk mereka untuk menutupi biaya produksi yang meningkat akibat kenaikan harga kedelai.

Sementara itu, penurunan harga beras menjadi harapan bagi rumah tangga untuk mengurangi beban pengeluaran. Namun, dengan mayoritas komoditas mengalami kenaikan, masyarakat diimbau untuk bijak dalam mengelola keuangan rumah tangga. Pemantauan harga sembako oleh Koramil 1610/Krangkeng akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan stabilitas harga di pasaran. Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat.


Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *