Memahami Batasan Diri dan Pentingnya Menghargai Diri Sendiri
Dalam kehidupan, kita diajarkan untuk bersikap baik, toleran, dan penuh pengertian. Namun, batas antara kebaikan dan merendahkan diri sendiri sering kali tipis. Terlalu banyak memberi ruang untuk perilaku yang menyakitkan dapat menjadi sinyal bahwa kita tidak benar-benar menghargai diri sendiri.
Menurut perspektif psikologi, bagaimana kita mengizinkan orang lain memperlakukan kita mencerminkan sejauh mana kita menilai harga diri (self-worth). Menoleransi perilaku buruk bukan hanya masalah relasi—tetapi juga cerminan dari keyakinan internal: apakah kita pantas dihargai atau tidak.
Berikut delapan perilaku yang mungkin menunjukkan bahwa Anda tidak sepenuhnya menghargai diri sendiri:
-
Orang Lain Sering Mengabaikan Batasan Anda
Batasan pribadi (boundaries) adalah fondasi hubungan yang sehat. Jika Anda berkata tidak tetapi orang lain tetap memaksa, itu merupakan bentuk pelanggaran. Yang lebih menyedihkan adalah ketika Anda tetap mengizinkannya. Psikologi menyebut batasan sebagai mekanisme perlindungan diri. Ketika Anda tak mempertahankannya, dunia membaca bahwa Anda tidak menganggap diri berharga untuk dihormati. -
Selalu Memaklumi Perilaku Tidak Sopan
Diperlakukan dengan kasar, diremehkan, atau dipermalukan bukan hal sepele. Namun, beberapa orang berusaha membenarkan perilaku tersebut dengan berpikir bahwa pelaku “sedang stres”, “memang begitu orangnya”, atau “tidak sengaja.” Terlalu sering memaklumi justru membuat perilaku buruk semakin menjadi. Ini menunjukkan bahwa standar perlakuan yang Anda terima sangat rendah. -
Menerima Janji yang Tidak Pernah Ditepati
Ketika seseorang berulang kali ingkar janji dan Anda tetap menerimanya tanpa konsekuensi, Anda secara tak sadar mengirim sinyal bahwa integritas bukan hal penting dalam hubungan Anda. Dalam psikologi sosial, kepastian dan keandalan merupakan kebutuhan emosional. Orang yang menghargai dirinya akan mengharapkan kejelasan dan konsistensi. -
Membiarkan Orang Lain Mengambil Tanpa Pernah Memberi
Hubungan sehat selalu bersifat timbal balik. Entah itu energi, waktu, perhatian, ataupun dukungan. Jika Anda terus memberi tanpa pernah menerima, hubungan tersebut menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan kronis ini menandakan Anda menempatkan kebutuhan orang lain jauh di atas kebutuhan sendiri—tanda rendahnya self-worth. -
Takut Mengungkapkan Perasaan Sendiri
Jika Anda selalu menahan ekspresi Anda agar tidak membuat orang lain tersinggung, itu dapat menunjukkan Anda lebih menghargai kenyamanan orang lain daripada diri sendiri. Psikologi humanistik menyebut keaslian (authenticity) sebagai bagian penting dari identitas. Menyembunyikan perasaan demi orang lain berarti menekan diri sendiri demi orang lain. -
Selalu Minta Maaf Meski Tidak Bersalah
Kebiasaan meminta maaf berlebihan menunjukkan rasa bersalah yang tidak proporsional dan ketakutan ditolak. Orang dengan self-worth rendah sering merasa bertanggung jawab atas emosi orang lain. Padahal, setiap orang bertanggung jawab atas reaksinya sendiri. Ketika Anda meminta maaf tanpa alasan, Anda merendahkan diri. -
Mengizinkan Kritik Berlebihan dan Pembandingan Merendahkan
Terkadang kritik berguna. Namun, ketika seseorang terus-menerus membandingkan Anda dengan orang lain atau meremehkan pencapaian Anda, itu bukan nasihat—itu perendahan. Menerima kritik yang tidak membangun menunjukkan Anda tidak menghargai kualitas unik Anda. Orang yang menghargai dirinya akan mengenali kritik sebagai peluang atau batas toleransi yang harus dijaga. -
Tetap Bertahan dalam Situasi atau Hubungan yang Menyakiti
Baik dalam persahabatan, pekerjaan, maupun percintaan—bertahan di tempat yang mengikis martabat diri adalah tanda paling jelas bahwa Anda tidak menempatkan diri pada prioritas utama. Psikologi menyebut ini learned helplessness—keadaan ketika seseorang terbiasa menerima ketidaknyamanan hingga merasa tidak punya pilihan. Padahal, keluar adalah opsi terbaik.
Mengapa Kita Menoleransi Perilaku Ini?
Ada banyak alasan, mulai dari trauma masa kecil, rasa takut ditinggalkan, hingga kebutuhan diterima. Kita mungkin terbiasa berkorban demi harmoni, atau merasa tidak layak diperlakukan lebih baik. Namun, akar dari semua itu sering bermuara pada satu hal: keyakinan bahwa diri tidak cukup berharga.
Belajar Menghargai Diri: Di Mana Memulai?
- Kenali nilai diri Anda. Anda pantas dihormati.
- Buat batasan yang jelas. Katakan tidak tanpa rasa bersalah.
- Berani bicara jujur. Suara Anda penting.
- Evaluasi hubungan. Mana yang sehat dan tidak?
- Rawat diri. Self-care meningkatkan self-worth.
Menghargai diri bukan berarti egois. Justru, itu adalah bentuk kasih sayang mendalam pada diri. Ketika Anda menghargai diri, Anda menarik orang yang menghargai Anda.
Penutup
Menoleransi perilaku buruk bukan tanda kesabaran, melainkan kurangnya penghargaan terhadap diri sendiri. Hidup memberikan pelajaran bahwa cinta dimulai dari dalam diri. Saat Anda berani berkata, “Saya pantas diperlakukan dengan hormat,” dunia pun akan menyesuaikan. Karena pada akhirnya, Anda adalah penjaga pertama harga diri Anda—dan bagaimana Anda memperlakukan diri menentukan bagaimana orang lain memperlakukan Anda.

Tinggalkan Balasan