Pengalaman Pribadi Magdelyne Kolanus dalam Menggunakan Layanan BPJS Kesehatan
Magdelyne Kolanus (24), seorang warga dari Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi, merasa bersyukur telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2021. Awalnya, ia terdaftar dalam segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang dijamin oleh orang tuanya yang bekerja di sektor swasta. Saat itu, ia termasuk dalam kelas perawatan 2. Kini, setelah ia mulai bekerja sendiri, Magdelyne tetap aktif melanjutkan kepesertaannya dalam program JKN.
“Saya pertama kali terdaftar sekitar tahun 2021 saat masih di bawah tanggungan orang tua. Sekarang sudah bekerja sendiri, tapi tetap aktif jadi peserta BPJS Kesehatan karena merasa aman dan terlindungi,” ujar Magdelyne saat ditemui di kediamannya di Pinoh Selatan.
Pengalaman paling berkesan bagi Magdelyne adalah ketika dirinya menderita demam berdarah dengue (DBD). Ia harus menjalani perawatan di Puskesmas Manggala, Kecamatan Pinoh Selatan, selama tiga hari dua malam. Semua kebutuhan pengobatannya saat itu ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Waktu saya sakit DBD, saya dirawat inap selama tiga hari dua malam di Puskesmas Manggala. Selama dirawat, semua pelayanan dan obat-obatan dijamin BPJS Kesehatan. Ketika mengambil obat, saya tidak dipungut biaya sama sekali,” ungkapnya.
Selama menjalani perawatan, Magdelyne mengaku sangat puas dengan pelayanan tenaga medis di Puskesmas tersebut. Ia menilai fasilitas di ruang rawat inap bersih dan nyaman, sementara petugas medis bekerja dengan cekatan dan penuh perhatian terhadap pasien.
“Petugasnya cepat tanggap, ramah, dan selalu memeriksa kondisi pasien secara rutin. Saya merasa benar-benar diperhatikan selama dirawat. Obat yang diberikan juga cocok dengan penyakit yang saya derita,” kata Magdelyne.
Menurut Magdelyne, kemudahan administrasi menjadi salah satu keunggulan layanan BPJS Kesehatan. Ia mengungkapkan bahwa proses pendaftaran rawat inap berjalan cepat dan tanpa kendala berarti. Cukup menunjukkan kartu peserta, dirinya langsung mendapatkan pelayanan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Prosesnya mudah, tidak ribet. Petugas di Puskesmas langsung membantu ketika saya menunjukkan kartu BPJS. Saya merasa sistem ini benar-benar membantu masyarakat yang sedang membutuhkan,” tuturnya.
Bagi Magdelyne, pengalaman tersebut menjadi bukti bahwa Program JKN melalui BPJS Kesehatan memiliki peran besar dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat. Terutama bagi mereka yang mungkin kesulitan membayar biaya pengobatan ketika sakit.
“Kalau tanpa BPJS, mungkin saya akan kesulitan menanggung biayanya. Tapi dengan BPJS Kesehatan, semua sudah dijamin. Ini sangat membantu, apalagi bagi masyarakat kecil seperti kami,” ujarnya dengan nada syukur.
Ia pun berharap agar BPJS Kesehatan terus meningkatkan kualitas pelayanan serta memperluas jangkauan programnya ke daerah-daerah terpencil. Menurutnya, keberadaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang bekerja sama dengan BPJS sangat membantu masyarakat di wilayah pedesaan.
“Semoga BPJS Kesehatan semakin baik ke depannya, dan terus membantu masyarakat yang kurang mampu supaya bisa berobat dengan mudah tanpa khawatir soal biaya. Saya pribadi sangat berterima kasih karena selama ini pelayanan yang diberikan selalu maksimal,” harap Magdelyne.
Bagi Magdelyne, pengalaman memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa program JKN benar-benar hadir untuk membantu masyarakat. Ia merasa bersyukur dapat merasakan manfaat langsung dari jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah.
Dengan pelayanan yang mudah, cepat, dan tanpa biaya tambahan, Magdelyne menilai BPJS Kesehatan telah memberikan perlindungan nyata bagi dirinya dan masyarakat lainnya, serta menjadi bukti bahwa kesehatan adalah hak setiap warga negara yang harus terus dijaga bersama.












