Amerika Serikat telah mengajukan draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kepada sejumlah negara mitra, dengan tujuan memperkuat rencana damai 20 poin yang diajukan oleh Presiden Donald Trump di Gaza. Rancangan ini mencakup pembentukan International Stabilisation Force (ISF), atau Pasukan Stabilisasi Internasional, yang bertujuan sebagai pasukan perdamaian.
Dalam pernyataannya, misi Amerika Serikat di PBB menyebut bahwa resolusi tersebut mendukung pembentukan Dewan Perdamaian, yaitu badan pemerintahan transisi untuk Gaza yang diusulkan dalam rencana 20 poin Trump. Dewan ini akan dipimpin langsung oleh Presiden Trump dan akan memberikan otorisasi pembentukan ISF sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
“Di bawah kepemimpinan berani Presiden Trump, Amerika Serikat akan kembali menghadirkan hasil nyata di PBB, bukan sekadar pembicaraan tanpa akhir,” ujar juru bicara misi AS dalam pernyataan resmi yang dikutip TRT World, Rabu, 5 November 2025.
Libatkan Negara-Negara Regional
Menurut laporan dari Al Arabiya, Duta Besar AS untuk PBB Mike Waltz telah membagikan draf resolusi tersebut kepada sepuluh anggota tidak tetap DK PBB serta beberapa mitra regional, seperti Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki.
Beberapa negara telah menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi dalam ISF, namun menegaskan perlunya mandat resmi dari Dewan Keamanan sebelum pasukan internasional dapat dikerahkan ke wilayah Palestina. Pasukan internasional ini direncanakan akan terdiri terutama dari negara-negara Arab dan Muslim, yang akan ditempatkan di Gaza untuk mengawasi keamanan selama pasukan Israel menarik diri.
Lanjutan Gencatan Senjata 10 Oktober
Pembentukan pasukan internasional menjadi salah satu elemen utama dalam kesepakatan gencatan senjata 10 Oktober antara Israel dan kelompok Hamas, setelah dua tahun konflik yang dimulai dari serangan 7 Oktober. “Para pihak telah memanfaatkan kesempatan bersejarah ini untuk mengakhiri puluhan tahun pertumpahan darah dan mewujudkan visi Presiden tentang perdamaian abadi di Timur Tengah,” ujar juru bicara misi AS.
Rencana damai Trump juga mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza, perlucutan senjata Hamas, serta rekonstruksi wilayah Palestina yang hancur akibat konflik. Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan draf resolusi tersebut akan diajukan ke tahap pemungutan suara di Dewan Keamanan.
Proses dan Tantangan
Proses pembentukan ISF masih menghadapi beberapa tantangan, termasuk persyaratan otorisasi resmi dari DK PBB. Selain itu, partisipasi negara-negara regional juga menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan rencana ini. Beberapa negara seperti Mesir dan Arab Saudi memiliki pengaruh besar dalam wilayah tersebut, sehingga dukungan mereka sangat diperlukan.
Selain itu, komunikasi antara pihak-pihak terkait juga menjadi kunci dalam menjaga stabilitas wilayah Gaza. Pemimpin lokal dan organisasi internasional harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua pihak memahami tujuan dan tanggung jawab masing-masing.
Masa Depan Perdamaian
Jika draf resolusi ini disetujui, maka langkah-langkah yang diambil akan menjadi awal dari sebuah proses perdamaian yang lebih stabil. Namun, masalah-masalah seperti perbedaan pendapat antara negara-negara anggota DK PBB dan ketidakpastian situasi di lapangan tetap menjadi tantangan besar.
Selain itu, keberlanjutan dari ISF juga akan bergantung pada kemampuan para anggota dalam menjaga keamanan dan menjalankan tugasnya secara efektif. Keterlibatan masyarakat lokal dan kebutuhan untuk membangun kepercayaan antara warga Gaza dan pasukan internasional juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
Dengan demikian, meskipun langkah ini menunjukkan kemajuan, masih banyak yang harus dilakukan untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Tinggalkan Balasan