
Penyebab Umum Mobil Boros Bensin dan Solusinya
Bayangkan saja: Anda mengisi bensin hingga penuh, tetapi mobil hanya bertahan beberapa hari di jalanan macet. Kehilangan bensin yang cepat bisa membuat rasa frustasi dan merogoh kantong lebih dalam. Menurut laporan terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi bensin rata-rata penggunaan kendaraan mobil di Indonesia hanya 10-15 km per liter. Angka ini jelas sangat mengkhawatirkan bagi para pengguna mobil.
Jangan khawatir! Para ahli otomotif menjelaskan beberapa penyebab utama mobil boros bensin dan solusi yang tepat. Berikut adalah tips hemat bensin yang bisa diterapkan:
Kebiasaan Mengemudi yang Buruk
Gaya mengemudi yang agresif seperti akselerasi mendadak, pengereman tiba-tiba, atau ngebut berlebihan di atas 100 km/jam bisa meningkatkan konsumsi bensin hingga 30%. Perilaku ini membuat mesin bekerja lebih keras dan membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang diperlukan secara tiba-tiba.
Kondisi Ban dan Suspensi yang Kurang Baik
Ban yang kempes atau aus meningkatkan gesekan roda dengan jalan sehingga mesin bekerja lebih keras. Ini akan berdampak pada konsumsi bensin yang lebih besar. Komponen suspensi yang aus juga sering menyebabkan spooring dan balancing, akhirnya penyelarasan roda tidak menjadi akurat. Akibatnya, roda mungkin tidak sejajar sempurna dengan arah laju mobil, menciptakan gesekan tambahan dengan permukaan jalan yang menghabiskan bahan bakar yang ekstra.
Komponen Pengapian dan Filter Udara yang Kotor
Filter udara yang kotor menyebabkan boros bensin karena menyumbat aliran udara bersih ke dalam mesin, sehingga pembakaran tidak efisien. Mesin akan mengkompensasi kekurangan udara dengan menyemprotkan lebih banyak bensin untuk menghasilkan tenaga yang sama yang membutuhkan bensin cepat habis. Busi yang aus atau sistem pengapian yang rusak juga menyebabkan bensin terbuang sia-sia. BPPT mencatat bahwa perawatan filter yang buruk bisa meningkatkan boros bensin hingga 15%.
Oli yang Tidak Sesuai atau Oli yang Kotor
Oli yang kotor dan sudah kehilangan viskositasnya mengurangi kemampuan pelumasan. Hal ini menyebabkan komponen mesin saling bergesekan lebih keras sehingga membutuhkan banyak energi dan bahan bakar yang lebih. Begitu pula oli yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan meningkatkan bentrokan internal mesin. Ganti oli setiap 5.000-10.000 km untuk menghindari pemborosan seperti direkomendasikan oleh Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
Terlalu Banyak Membawa Barang atau Aksesoris Tambahan
Membawa barang berlebihan juga menyebabkan boros bensin karena membutuhkan energi yang lebih. Begitu pula aksesori elektronik tambahan (seperti sistem audio yang kuat, lampu tambahan, atau pendingin udara yang lebih) akan meningkatkan beban pada sistem kelistrikan dan mesin dan tentunya akan berpengaruh pada penggunaan bensin yang ekstra.
Cuaca Dingin dan Panas
Cuaca dingin membuat mesin bekerja lebih keras untuk mencapai suhu optimal. Mesin akan bekerja lebih keras, terutama saat start awal, dan membutuhkan lebih banyak bensin untuk membakar campuran yang tidak optimal. Cuaca yang panas juga menyebabkan penggunaan bahan bakar yang lebih karena penggunaan AC yang lebih banyak.
Cara Mengatasi Boros Bensin
Berikut beberapa cara untuk mengatasi boros bensin:
- Adopsi Eco-Driving: Lakukan akselerasi perlahan, jaga kecepatan antara 80-100 km/jam, dan matikan mesin saat idle lebih dari 30 detik.
- Pilih bahan bakar berkualitas: Gunakan bensin premium atau pertimbangkan konversi ke LPG, yang bisa hemat hingga 50% biaya, menurut Gaikindo.
- Periksa tekanan ban mingguan, ganti filter udara setiap 10.000 km, dan servis busi secara berkala. Pastikan oli mesin bersih dan sesuai.
- Kurangi beban mobil berlebihan dan aksesori yang tidak perlu. Gunakan ventilasi alami saat cuaca sejuk.

Tinggalkan Balasan