bernasnews — Sanggar Anjani Art Productions menggelar kegiatan uji kompetensi dan pentas laboratori, bertempat di Kompleks Candi Banyunibo Cepit, Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Minggu (3/11/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 130 anak didik dan dihadiri oleh Kepala BidangTradisi Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Ignatius Eko Ferianto, S.sn, ME, Budayawan Sleman Agus Sukina, S.Sn. Juga hadir pimpinan, pengasuh dan anak didik Sanggar Anjani Art Productions serta warga dan wisatawan.
Ignatius Eko Ferianto dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Danang dan Ratih pemilik Sanggar Anjani Art Productions. Menurutnya, sanggar tari yang meski baru berusia empat tahun telah bisa membina 200 siswa dalam seni tari. Sanggar Anjani salah satu sanggar seni tari penyangga kebudayaan Kabupaten Sleman wilayah timur.
“Semoga dengan usaha yang dilakukan, kehadiran Sanggar Anjani diterima masyarakat sekitar. Bagi sanggar budaya yang lebih dahulu berdiri kehadiran Sanggar Anjani bukanlah merupakan rivalitas tapi sebagai penyemangat saling kerjasama untuk kemajuan kebudayaan Kabupaten Sleman,” harap Eko.
Kata Eko, keberadaan Sanggar Anjani memberikan sumbangan besar pada kebudayaan Sleman lantaran telah melahirkan bibit seniman baru, dengan terpilihnya anak didik Sanggar Anjani menjadi bagian dari tim kebudayaan Sleman melalui berbagai kelompok seni.
“Baik seni tari, pertunjukan ketoprak, Sendratari dan tampilan kebudayaan yang lain. Semoga kehadiran Sanggar Anjani bermanfaat bagi masyarakat menjadi pelestari dan penyangga kebudayaan di kabupaten Sleman,” ujar Eko.
Selanjutnya, Ketua Sanggar Anjani Art Productions Danang Anikan Fajar Surya, MPd menyampaikan, bahwa Sanggar Anjani berkedudukan di Karongan, Jogotirti, Berbah, Sleman. Sanggar didirikan oleh Danang dan Ratih mulai berktifas menerima siswa dari empat tahun yang lalu. “Dari awal siswa 20 anak sampai sekarang sekitar 200 anak,” ungkap dia.
Lanjut Danang menjelaskan, Sanggar Anjani melakukan uji kompentensi dan pentas Laboratori setiap enam bulan sekali untuk mengetahui seberapa penyerapan siswa tentang pelatihan yang diberikan pelatih. Selain itu juga bertujuan memupuk keberanian tampil di panggung.
“Kita tidak mewajibkan semua anak didik mengikuti uji kompetensi mengingat berbagai pertimbangan yang ada,” terang Danang.
Sanggar Anjani tidak hanya mengajarkan tarian saja namun juga memberikan pendidikan moral dan mental unggah ungguh sebagai cerminan budaya Jawa yang adiluhung. Terkait dengan itu semua tema kali ini adalah “Jiwa Jawi” yang berarti menjiwai budaya Jawi atau budaya Jawa. Yaitu tentang berkehidupan sesuai aturan adat Jawa baik dalam bertutur kata, bersikap dan bermasyarakat.
“Untuk mendukung Jiwa Jawi di Sanggar Anjani dalam penyampaian pembelajaran selalu diselipi memakai bahasa kromo. Harapannya anak anak terbiasa memakai bahasa kromo yang baik. Pasalnya anak – anak merupakan garda terdepan untuk pelestarian budaya tradisional Jawa yang adiluhung,” pungkas Danang.
Dalam kesempatan tersebut, Budayawan senior yang juga pemilik Sanggar Cikrak Kina Agus Sukina ikut merasa bangga atas kiprah Sanggar Anjani, meski masih berusia empat tahun sudah mempunyai banyak prestasi yang membanggakan.
Menurut Agus, keberadaan Sanggar Anjani sebagai penyanga kebudayaan Sleman telah memberi warna baru bagi seni tari serta kebudayaan wilayah Sleman. “Selamat kepada Sanggar Anjani yang sedang mengadakan uji kompetensi sebagai tolok ukur keberhasilan,” ujarnya. (nun/ Kusnadi)