bernasnews — Keberadaan kendang ayam bersekala peternakan (besar) di manapun tentu akan menjadi persoalan, terutama polusi bau dampak yang ditimbulkan. Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, para peternak ayam mulai berinovasi dengan menerapkan sistem kandang ayam ramah lingkungan.
Konsep kandang ini dirancang untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang, teknologi pengolahan limbah, dan efisiensi energi.
Hal itu seperti yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang terdiri Agung Lasono Saputra, Aleyda Almaira Rohmad, Indah Puji Astuti, Nabyla Cynthya, Nanda Burham Setiyawan, Ulfa Shoimatul Fitria dan Zahrah Azizah Rachman.
Mereka menggagas kandang ayam ramah lingkungan, dalam pelaksanaan dengan menggandeng Eggstraordinary Agung Farms di Desa Nampurejo, Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
“Konsep ramah lingkungannya ada dibagian tempat wadah kotoran. Kami menggunakan kalsiboard agar mudah untuk dibersihkan awet dan juga mengurangi bau dari kandang ayam,” kata Agung Lasono Saputra, dalam keterangan yang dikirim.
Peternakan ini berfokus pada penyediaan telur siap konsumsi. Saat ini Eggstraordinary Agung Farms memiliki 150 ayam yang menghasilkan 7-9 kilogram telur per harinya. “Peternakan ini menerapkan sistem kandang bambu dan menjalankan sistem pengolahan ternak sama seperti peternakan ayam petelur pada umumnya,” imbuh Aleyda Almaira Rohmad.
Selanjutnya sekelompok mahasiswa UNY ini memberikan inovasi yang disebut ‘Ayam Kalsiboard’ pada tempat penampung kotoran ayam, menggunakan kalsiboard dengan tujuan agar kotoran ayam mudah kering, tidak berbau, dan mudah dibersihkan sehingga ayam tidak mudah stres dan dapat menghasilkan telur yang berkualitas.
Penggunaan kalsiboard karena dapat menahan kelembaban berlebih dan mempercepat pengeringan kotoran ayam, proses pemanfaatan kotoran untuk dijadikan pupuk kompos menjadi lebih mudah. Kotoran yang sudah kering lebih cepat diproses, sehingga bisa segera diolah menjadi produk yang bermanfaat bagi lahan pertanian.
“Kalsiboard sendiri adalah nama merek atau jenis papan plafon yang terbuat dari bahan campuran kalsium dan silikat, biasanya diperkuat dengan serat organik atau serat kaca. Bahan ini juga dikenal dengan nama papan semen kalsium (calcium silicate board),” beber Ulfa Shoimatul Fitria.
Plafon kalsiboard ini menjadi pilihan yang cocok untuk pembuatan kandang ayam dengan beberapa pertimbangan. Material kalsiboard yang digunakan memiliki keunggulan yang dapat mempermudah pembersihan kandang, seperti tahan air, api dan tidak mudah dimakan oleh rayap.
“Inovasi ini mempermudah proses pengolahan untuk dijadikan pupuk organik, agar kotoran ayam dapat bermanfaat. Sedangkan kotoran ayamnya dijadikan pupuk berkualitas tinggi yang tidak hanya memperkaya tanah dengan nutrisi yang optimal, tetapi juga memenuhi standar keamanan dan kebersihan yang tinggi,” pungkas Ulfa.
Karya ini berhasil meraih penghargaan dalam Lomba Inovasi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (LIKMI) #3 tahun 2024. (*/ ted)