bernasnews — The 9th World Junior Wushu Championships atau Kejuaraan Wushu Junior Dunia akan berlangsung di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada bulan September 2024 mendatang.
Melalui proses latihan dan pertandingan sebelumnya di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas Wushu) Junior di Jakarta kemarin, Bagus Aditia Sakti berhasil memperoleh tiket menuju kejuaraan dunia, dimana dalam Kejurnas tersebut Sakti berhasil meraih medali emas dalam Sanda Pra Junior (children) kelas 45 kg putera.
“Ini merupakan prestasi yang luar biasa dicapai oleh Pengurus Daerah (Pengda) Wushu DIY lantaran baru pertama kali ini berhasil meloloskan atlet nomer Sanda dalam Kejuaraan Wushu Dunia tingkat Junior. Sehingga Pengda Wushu DIY terus mendukung dan memberikan yang terbaik bagi para atletnya,” ungkap Muwardi Gunawan selaku Ketua Umum Pengda Wushu DIY, Rabu (14/8/2024).
“Seperti diketahui Wushu mempunya dua kategori yaitu Taolu yang merupakan jurus-jurus peragaan tangan kosong atau menggunakan senjata, dan Sanda yang bertanding satu lawan satu antar lawan sesuai dengan berat badan dan kategori umur yang ada,” terang Muwardi.
Sakti sapaan akrab Bagus Aditia Sakti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia sudah berlatih wushu sejak umur 6 tahun. Saat ini Sakti yang berusia 14 tahun ini sedang mengenyam pendidikan di SMPN 4 Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.
Tentunya sekolah menjadi prioritas utamanya saat ini, tetapi karena sebagai atlet pula membuat ia harus banyak ijin meninggalkan pelajarannya. Untungnya pihak sekolah memberi dukungan penuh kepadanya sehingga latihan dan sekolah dapat berjaan seirigan.
Sakti adalah murid Sasana Persaudaraan Beladiri Pro Patria, yang merupakan bagian dari Pengkab Wushu Kabupaten Sleman. Ia rutin latihan secara terus menerus di bawah arahan pelatihnya Kristiyan dan Bayu. Latihan untuk menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2024 dilakukan setiap hari di pagi maupun sore, baik itu fisik maupun Teknik.
Dewan Pembina Wushu DIY, Andi.S mengharapkan latihan yang lebih rutin ini dapat berjalan dengan baik. Menurut Andi, kesiapan mental juga diperlukan dalam menghadapi lawan. “Yang terpenting fisiknya terbentuk dengan baik dulu dan nantinya teknik yang dipelajari akan melengkapinya menjadi satu rangkaian yang dapat memberi hasil terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Sakti mengungkapkan, bahwa kesulitan yang dihadapi adalah kurang cepat beradaptasi dan terkadang susah mengatur nafas, tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan latihan yang terus menerus melaui peningkatan kemampuan fisik yang lebih baik.
“Saya senang bisa mendapat kesempatan ikut kejuaraan di level yang lebih tinggi, bisa mendapatkan teman baru dan menggali banyak pengalaman berharga,” ujar Sakti, dengan berhiaskan senyuman tanda bahagia.
Pengalaman pertama ke luar negeri bagi Sakti tentunya membawa harapan baru untuk bertanding secara maksimal tanpa memikirkan berat badan, lawan dan asalnya dari mana. Dan terpenting dengan dukungan dan doa dari orang tuanya yang rajin mengantar jemput latihan selama ini, Sakti bertekad memberikan yang terbaik pada kejuaraan tingkat dunia ini. (*/ ted)