Lagu Puisi SBP di Kampung Sastra, Sewon Bantul 

Yupi dan Gati Andoko yang akan tampil di Kampung Sastra, Sewon, Bantul, DIY, Sabtu 10/8;/2024. (Foto : Kiriman SBP)

bernasnews – Setiap bulan Agustus, dan sudah berlangsung tiga tahun ini, Sastra Bulan Purnama (SBP) bersinergi dengan Sanggaragam, satu lembaga yang memiliki kepedulian terhadap keberagaman. SBP dan Sanggaragam membuat satu komunitas yang diberi nama Kampung Sastra, mengambil tempat di Gubug Putih, Jalan Gatotkaca No 16, Karangnongko, RT 08, Pelem Sewu, Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Yogyakarta. 

Disebut Gubug Putih, karena bangunan berlantai tiga semua warnanya putih dan berada di tepi kolam. Sanggaragam berkantor di Gubug Putih. Panggung pertunjukan berada di atas kolam, dan di sekitar kolam merupakan amphytheater. Karena lokasi Gubug Putih berada di tengah kampung, maka disebut sebagai kampung sastra.

Kali ini SBP edisi 155 dan Sanggaragam, di Gubung Putih, Sabtu (10/8/2024) pukul 15.30 WIB, menyajikan lagu puisi yang akan dimainkan para penggubah lagu puisi yang datang dari lima kota: Depok (Jawa Barat), Madiun, Karanganyar, Magelang dan Yogyakarta. Tajuk dari pertunjukan ini ‘Lagu Puisi Di Kampung Sastra’. Masing-masing akan membawakan empat lagu puisi, sehingga dari enam penampil  menyajikan 24 lagu. Penampil dari Yogya ada dua orang, Gati Andoko dan Joshua Igho.

Masing-masing menyajikan lagu puisi yang berbeda dari puisi penyair yang berbeda pula, termasuk puisi karya sendiri. Karena penampil sekaligus penyair. Fileski dari Madiun misalnya, akan membawakan lagu puisi berjudul ‘Dua Musim’ (puisi Ons Untoro), ‘Tuhan Aku Cinta Padamu (WS. Rendra), ‘Senja Bersama Pagi (Fileski), ’Derai-Derai Cemara’ (Chairil Anwar); Yuditeha (Karanganyar), ‘Peringatan’ (Wiji Thukul), ‘Menjadi Manusia Indonesia’ (Joko Sumantri), ‘Apa Ada yang Lebih Asu dari Rindu’ (Asef  Saiful Anwar), ‘Hidup Kedua’ (Yuditeha).

Sedang Gati Andoko (Yogya) menyanyikan lagu puisi berjudul ‘Mantra Pisau’ (Aprinus Salam), ‘Langgam Zrah’, Lagu Untuk Zaya’ dan satu geguritan Apa Bisa Pitaya (Yanti S.Sastro); Joshua Igho (Yogya) membawakan lagu puisi berjudul ‘Nyanyian Hujan’ (Joshua Igho) dinyanyikan Sashmytha Wulandari, ‘Di Tepi Kanal (Ayu Budhiarti) dinyanyikan Sashmytha Wulandari, ‘Nisan’ (Chairil Anwar) dan ‘Kubakar Cintaku’ (Joshua Igho).

Vincensius Dwimawan, yang akrab dipanggil Si Us, dari Depok, Jawa Barat, membawakan lagu puisi berjudul ‘Pengembara’ (Emha Ainun Najib), ‘Kupu-kupu Makna Kata’ (Fauzi Absal), ‘Pelukis 1’ (Ons Untoro) dan ‘Mata Leso’  Ge’ (Ivan Nestorman). 

Yupi (Magelang), satu-satunya perempuan menyanyikan lagu puisi ‘Kidung Rara Mendut’ (Yupi), ‘Rara Mendut’ (Ahmad Masih), ‘Gugur’ (WS.Rendra), ‘Kidung Dongane Kluwung’ (Yupi), ‘Tik Tok Pelangi’ (Fauzi Absal) dan ‘Laut’ (Evi Idawati).

“Untuk penutupan, semua penampil bareng-bareng melagukan puisi karya Deded Setiadi, penyair dari Magelang, berjudul ‘Sejak Kapan’,” ujar Yupi.

Pertunjukan akan dibuat mengalir agar terlihat satu penampil dan penampil  lainnya menyatu, maka akan diawali penampilan bareng, dan diakhiri penampilan bersama.

Koordinator SBP Ons Untoro mengatakan, para penampil lagu puisi ini sudah lama bergelut dengan lagu puisi. Selain menciptakan puisi untuk dilagukan sendiri, mereka juga menggarap puisi penyair lain menjadi lagu.

“Masing-masing penampil di tahun berbeda-beda pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, bahkan Joshua Igho dan Yupi, seringkali menyempatkan waktu menggubah puisi penyair yang bukunya dilaunching  di komunitas ini,” kata dia. (*/mar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *