Limbah Kulit Kopi untuk Lulur Kecantikan? Begini Cara Mahasiswa UNY Membuatnya

Kelompok Mahasiswa UNY pencipta lulur alami berbahan dasar limbah kulit kopi yang dikombinasikan dengan beras putih sebagai scrubnya, yang diberi merek/ brand CassaScrub. (Foto: Istimewa)

bernasnews — Ngadi salira atau perawatan kecantikan bagi perempuan telah menjadi suatu keharusan, sebelum melakukan tata rias wajah agar terlihat mempesona. Salah satu cara dari perawatan kecantikan adalah pemakaian lulur, sehingga kekinian bermunculah aneka produk lulur baik yang diproduksi oleh sekelas UMKM maupun pabrikan.

Bahan dasar pembuatan lulur pun juga bermacam-macam, dari berbahan kimiawi yang biasanya produk pabrikan. Juga berbahan alami atau herbal seperti dari akar-akar jamu dan buah-buahan dan lain sebagainya Dimana bahan pembuat lulur itu cukup melimpah di Indonesia.

Kekinian muncul satu lagi produk lulur alami berbahan dasar limbah kulit kopi yang dikombinasikan dengan beras putih sebagai scrubnya. Lulur ini merupakan karya dari sekolompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Mereka adalah Nasywa Aliyah Syafira, Teknologi Pendidikan; Khuswatun Hasanah, Kimia; Indah Sulistyaningrum, Administrasi Perkantoran dan Iffrian Ciptaning Muffia Tejafals, Akuntansi. Produk lulur alami tersebut diberi merek dagang (brand) CassaScrub.

Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024 bidang PKMK.

Nasywa Aliyah Syafira selaku Ketua Kelompok mengemukakan, bahwa penggunaan limbah kulit kopi (Cascara) sebagai bahan dasar lulur alami lantaran kulit kopi yang mengandung tanin sebagai antibakteri, kafein untuk mengurangi stretch, dan senyawa polifenol (antioksidan) yang sangat bagus bagi kesehatan kulit yang berguna dalam mengangkat kotoran dan sel kulit mati.

Menurut Nasywa, berdasarkan penelitian, jumlah kadar antosianin paling tinggi pada kulit buah kopi robusta yaitu sebesar 15,74 mg/L lebih tinggi daripada kulit buah kopi arabika dengan kadar antosianin tertinggi sebesar 12,48 mg/L. Oleh sebab itu, kandungan tersebut berpotensi untuk membantu proses pencerahan kulit dengan cara mengangkat sel kulit mati.

“Produk ini memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri karena terbuat dari bahan alami berupa limbah kulit kopi sebagai bahan utamanya, disertai beras putih sebagai scrub lembut di kulit sehingga aman untuk digunakan,” beber dia.

Indah Sulistyaningrum menambahkan, pemanfaatan kulit kopi selama ini hanya sebatas diolah menjadi produk pakan ternak atau kompos tanaman. Masyarakat sangat jarang memanfaatkannya menjadi produk kecantikan, padahal kandungan di dalam kulit kopi sangat bagus bagi kesehatan kulit untuk mengangkat kotoran dan sel kulit mati.

“Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi memiliki banyak limbah kulit kopi yang tak termanfaatkan,” kata Indah, dalam rilis yang dikirim oleh Humas UNY, beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, terang Indah, dibuatlah CassaSrub dengan keunggulan kaya antioksidan yang dapat mencerahkan kulit dan membantu menyamarkan stretch mark. “Selain itu CassaScrub terbuat dari bahan alami dengan memanfaatkan potensi kulit kopi melalui supply channel, belum tersedia di pasaran dan harganya pun terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah,” ungkap dia.

Penampakan produk CassaScrub berbahan dasar dari limbah kulit kopi karya Mahasiswa UNY. (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Khuswatun Hasanah menjelaskan bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat CassaScrub antara lain, kulit kopi, nipagin, etanol, aquades, gliserin, minyak esensial vanilla, VCO, vitamin c, propilen glikol, beras putih, TEA (triethanolamine), vaseline, setil alkohol, asam stearat, kemasan tube, kardus kemasan dan label kemasan.

Cara membuatnya dibagi menjadi dua tahap yaitu ekstraksi kulit kopi dan pembuatan scrub-nya. Pembuatan ekstrak kulit kopi dengan cara maserasi. Untuk membuat ekstrak kulit kopi diperlukan 200gram kulit kopi kering yang sudah dihaluskan kemudian dimaserasi dengan 1 liter etanol 96% dalam stoples.

Lanjut Khuswatun Hasanah, proses maserasi dilakukan selama 3 hari dengan pengadukan setiap 24 jam. Untuk membuat CassaScrub, ekstrak kulit kopi, Nipagin, TEA dan aquades distirer hingga homogen. Minyak asam stearat, VCO, vaseline, setil alkohol dan propilen diaduk lalu dileburkan dengan kompor pemanas sampai larut. Lalu semuanya dipanaskan dengan suhu 70 derajat Celsius dan diaduk sehingga terbentuk cream scrub.

Adapun untuk pengemasan mengutamakan higienitas dan keamanan produk, diungkapkan oleh Iffrian Ciptaning Muffia Tejafals, sebagai berikut Pertama, kenakan pelindung tubuh sesuai dengan SOP, siapkan kemasan tube dan kardus luar yang sudah berlabel.

Ambil adonan scrub yang sudah lolos tahap pengujian di dalam ruang penyimpanan suhu normal, lalu masukkan adonan yang sudah diolah ke dalam suntikan yang sudah steril dengan berat isi 100 ml. Kemudian, adonan disuntikkan ke dalam kemasan tube.

Terakhir masukkan final tube ke dalam packing kardus luar sebagai fungsi double protection dan produk CassaScrub siap dipasarkan. “CassaScrub bisa didapatkan di Kopma UNY, Plaza UNY, e-commerce dan pemesanan langsung lewat Instagram dengan harga yang terjangkau oleh saku mahasiswa tentunya,” ujar Iffrian, setengah berpromosi. (*/ ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *