News  

RUMAKET dan Ruang Dialog Lintas Masyarakat, Demi Kelestarian Budaya Kota Yogyakarta yang Berkesinambungan

Suasana seminar Seminar Nasional bertema "Resilience of Cultural Heritage Areas to Encourage Sustainable Community Empowerment (Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan)" di Hotel Kimaya Sudirman, yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

bernasnews — Ruang Masyarakat Ketemu atau RUMAKET 2024 kembali digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta. Gelaran acara tahunan yang menjadi bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan Warisan Budaya Takbenda untuk merayakan keunikan budaya Kota Yogyakarta.

RUMAKET menjadi salah satu wadah untuk mengangkat keunikan wayang, batik dan keris, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas kultural Nusantara. Bukan sekadar perayaan budaya, namun RUMAKET juga menjadi wadah bagi pelaku seni budaya dan masyarakat untuk bertemu, berkolaborasi, dan bersinergi.

“Oleh karenanya, melalui berbagai rangkaian kegiatan, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta berupaya untuk mempromosikan keberagaman budaya dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Warisan Budaya Takbenda,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S.Sos, M.M, melalui keterangan yang dikirim, Rabu (22/5/2024)

RUMAKET juga menjadi ruang dialog masyarakat yang mengemas gagasan, tantangan dan solusi dalam upaya pelestarian warisan budaya. Salah satunya yang dikemas dalam Seminar Nasional bertema “Resilience of Cultural Heritage Areas to Encourage Sustainable Community Empowerment (Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan)” di Hotel Kimaya Sudirman dan dilaksanakan secara daring melalui zoom dan streaming Youtube.

“Seminar ini menjadi media dialog yang mempertemukan pemerintah, akademisi dan masyarakat untuk mendiskusikan perlindungan dan pemberdayaan Warisan Budaya Takbenda,” terang Yetti Martanti.

Suasna gelaran pameran Peranan Budaya dan Wanita Jawa di RUMAKET 2024, bertempat di Ruang Wijaya Kusuma Taman Budaya Embung Giwangan. (Foto: Istimewa)

Peranan Budaya dan Wanita Jawa di RUMAKET 2024

Selain seminar, mengusung tema Kuasa Wanita Jawa, RUMAKET 2024 juga menghadirkan pameran yang menampilkan koleksi-koleksi berharga yang mengangkat peran perempuan dalam budaya Jawa serta keragaman budaya Yogyakarta. Dikuratori Fajar Wijanarko, pameran tersebut digelar di Ruang Wijaya Kusuma Taman Budaya Embung Giwangan.

Kuasa Wanita Jawa menjadi tajuk utama gelaran RUMAKET Tahun 2024, yang dituangkan dalam sarasehan di penghujung perayaan budaya ini. Sarasehan tersebut merujuk pada diskusi tentang peran wanita Jawa terhadap peradaban yang berkorelasi dengan kesetaraan gender.

Menghadirkan pula tiga orang narasumber dalam sarasehan tersebut, yakni Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S.Sos, M.M., Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dr. Restu Gunawan M.Hum., dan Sekda Kota Yogyakarta Ir. Aman Yuradijaya, M.M.

Sejalan dengan tema besar RUMAKET, acara ini juga turut dimeriahkan peragaan busana dengan tema “Women Empowerment”, yang turut melibatkan sejumlah tokoh wanita dari berbagai profesi, sebagai bentuk apresiasi terhadap peran perempuan dalam masyarakat.

Fashion show yang digelar di Amphitheater Taman Budaya Embung Giwangan, turut melibatkan designer Nita Azhar dan komposer musik Anon Suneko. Rangkaian acara ini juga turut menampilkan Pertunjukan Kolaborasi Wayang berjudul ‘Srikandhi Maguru’ yang menghadirkan kolaborasi antara berbagai seni wayang dan musik karawitan, pertunjukan kolaborasi wayang, serta Talkshow dan Workshop “Wayang, Batik dan Keris di Yogyakarta.

“Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang kekayaan budaya lokal, dan RUMAKET dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Yogyakarta, serta pecinta budaya untuk turut serta merayakan keanekaragaman budaya yang membanggakan,” beber Yetti Martanti.

RUMAKET tahun ini sudah dapat dilaksanakan secara terbuka, sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa mengakses kegiatan-kegiatan RUMAKET. Kegiatan RUMAKET ini sebagai salah satu media ruang masyarakat ketemu, tempat kita berinteraksi, berkolaborasi dan juga berjejaring.

“Sehingga banyak komunitas yang kemudian di sini kita pertemukan untuk mendiskusikan banyak hal, melakukan aktivitas banyak hal yang tentu saja untuk kerja-kerja budaya,” tandas Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. (*/nun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *