bernasnews — Dalam perspektif secara nyata memang ada beberapa negara yang telah meluncur (take off) dengan pesat dalam struktur ekonominya. Misalnya, Korea Selatan, Taiwan, dan Cina. Akan tetapi ada juga negara yang struktur ekonominya berjalan lamban, bahkan sulit melebarkan sayap dalam membangun jejaring pasarnya. Itu semua salah satu penyebabnya adalah terletak faktor tata kerja yang terkait dengan tidak dimiliki konsep kerjasecara cerdas.
Dalam kondisi globalisasi, setiap negara terutama negara berkembang, telah menjadi “tawanan” para investor, para pemilik modal. Negara berkembang dianggap selalu tergantung pada investor (bisa investor asing), sehingga untuk sekadar bisa bertahan saja, lebih-lebih untuk bisa tumbuh sangatlah tidak mudah. Padahal untuk terus bertumbuh dan berkembang secara baik dituntut adanya aspek kualitas disegala bidang yang benar-benar prima, teruji. (Mubyarto, 2000).
Sebagai contoh produk obat modern asli Indonesia mendunia, seperti, Sido Muncul, Martha Tilaar Group, Dexa Medica, Kalbe Farma, sebelumnya juga ada Air Mancur, Jamu Jago. Bahkan Mustika Ratu juga sebagai pelopor dan pelestari budaya perawatan kecantikan yang mendunia juga. Pada sisi lain salah satu produk dari otomatif merk Toyota dan Mitsubishi pun sudah mendunia.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah mampu menerobos pasar timgkat dunia karena bahan baku yang digunakan berkualitas, proses produksinya benar-benar juga diperhatikan secara baik, sehingga hasil produknyapun memiliki nilai kualitas dan benar serta teruji dari standard mutu yang teruji disyaratkan, dan yang tidak kalah penting adalah proses dan strategi pemasarannya dijalankan dengan tepat sasaran.
Sebagai gambaran yang lain, pada jamannya perusahaan Xerox dalam rangka bersaing untuk mendapatkan The Baldrige Award, mendorong peningkatan kualitas dan melahirkan era keberhasilan baru bagi perusahaan. Semenjak perusahaan-perusahaan photo copy Jepang mulai mengambil alih pasar, Xerox didorong untuk bersing melalui konsep peningkatan kualitas. Pengendalian proses secara statistik serta karyawan terlatih yang baik merupakan bagian dari konsep tersebut (John RS, 1999). Sehingga tidak mengherankan jika saat itu produk Xerox mampu menempati posisi papan atas dalam kategori produk berkualitas. Kondisi itu membangkitkan negara lain untuk berupaya keras dalam mensejajarkan produknya dengan produk Xerox, namun sampai saat ini produk “Xerox” tetap masih unggul.
Persoalannya untuk menuju keberhasilan dalam memasarkan produk atau jasa yang benar-benar berkualitas tidak dapat diciptakan dalam waktu singkat, sesingkat membalikan telapak tangan atau sesingkat seperti cerita legenda dalam lakon “Bandungbodowoso”, yang dalam waktu semalam saja mampu menciptakan Candi Prambanan. akan tetapi keberhasilan, kesuksesan harus diraih melalui proses pembelajaran, kerja keras dan kerja cerdas.
Konsep keberhasilan Xerox, tentu tidak dapat dilepaskan dari konsep manajemen Jepang, yakni melalui teori “Z” yang dikemukakan oleh William G Quchi. Dalam konteks ini pihak manajemen memang benar-benar memberikan banyak perhatian, waktunya dipusatkan kepada hubungan kerja antara majikan dan karyawan, dengan cara demikian, maka akan tumbuh kesetiaan bersama, yakni kesetiaan organisasi – perusahaan terhadap kebutuhan karyawan secara individu serta kesetiaan individu terhadap tujuan organisasi- perusahaan.
Lebih-lebih bagi perusahaan yang sedang tumbuh, kiranya konsep life time employment atau bekerja seumur hidup perlu direncanakan secara baik, karena kondisi pasar saat ini telah mengalami perubahan yang begitu dramatis,kompleks dan kompettitif. Dengan demikian adanya pendapat, opini yang mengatakan bahwa customer is the king (konsumen adalah raja) perlu kiranya mulai diubah menjadi producer is the king (produsen adalah raja).
Kondisi producer is the king bisa terjadi manakala barang atau jasa yang kita tawarkan pada konsumen sesuai dengan selera, keinginan dan kebutuhan yang dikendaki. Sayangnya untuk mengetahui calon konsumen atau perilaku konsumen yang demikian diperlukan suatu proses pembelajaran tentang pemasaran.
Berbicara pemasaran, kiranya semua orang memahami bahwa bidang pemasaran merupakan pekerjaan yang menuntut kerja secara ekstra. Yakni kerja keras dan kerja cerdas. Dalam hal memasarkan produk atau jasa butuh kejelian dan harus paham target market-nya, karena saat ini situasi pasar semakin terbuka, kompetitip, maka menuntut semua orang yang ada dibagian lini manapun untuk bekerja secara baik. Tentu saja kondisi ini perlu disadari oleh semua orang yang ada dalam organisasi-perusahaan, karena hasil dari pemasaran atau penjualan suatu produk atau jasa merupakan sumber kehidupan dan kelangsungan perusahaan lebih lanjut.
Terlebih bagi perusahaan yang sedang tumbuh sangat memerlukan penanganan yang serius dalam pengembangan etos kerja pada karyawannya untuk di seluruh lini. Hal ini bila dilakukan dengan baik, niscaya keberhasilan segera dapat dicapai, namun perlu disadari bahwa untuk meraih keberhasilan menerobos pasar dunia dan produk yang berkualitas perlu diupayakan dan diraih melalui proses pembelajaran secara benar, kerja keras dan kerja secara cerdas dari semua pihak.
Keberhasilan dan kualitas tidak bisa lagi diraih sesaat seperti mitos dalam lakon “Bandungbondowoso” yang mampu membuat candi dalam waktu singkat. ”Orang yang menyerah tentu tidak akan meraih keberhasilan, akan tetapi orang yang ingin berhasil tentu pantang untuk menyerah untuk meraih keberhasilan tersebut.”, demikian pesan bijak yang telah menjadi kerarifan lokal untuk memotivasi diri. (Dr. Widyastuti Yuniati, MM., Praktisi Bisnis)