bernasnews – Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) merupakan pelatihan dasar bagi perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskular. Penanganan tersebut ditujukan untuk memberikan bantuan hidup_dasar sehingga dapat menyelamatkan nyawa dan meminimalisasi kerusakan organ serta kecacatan bagi penderita.
“Pelatihan BTCLS menekankan pada asumsi awal bahwa cedera dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang cepat. Maka penting untuk dipelajari dan diterapkan bersama konsep-konsep BTCLS ini, untuk mencegah terjadinya kematian,” kata Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Drs Edy Heri Suasana, M.Pd. pada pembukaan Pelatihan BTCLS di Pusdiklat PMI DIY Jalan Brigjen Katamso No. 25 Yogyakarta, Senin (13/5/2024).
Pelatihan bekerjasama dengan DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ini diadakan juga secara daring sampai dengan Sabtu (18/5).
Mencegah kematian
Edy Heri Suasana mengemukakan, BTCLS bertujuan untuk memberikan pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat guna mencegah kematian atau kerusakan organ sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan, setara dengan sebelum terjadinya bencana atau peristiwa gawat darurat yang terjadi.
Contoh di sini adalah kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan lainnya, atau korban bencana alam yang dapat menimpa siapa saja dan di mana saja serta kapan saja. Kemudian kecelakaan rumah tangga, kecelakaan kerja, dampak akibat gempa bumi, korban akibat erupsi gunung berapi, gempa tektonik, dan sebagainya. Semua itu dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, serta dapat menimpa pada siapa saja.
Menurut dia, perawat sebagai lini terdepan dalam pelayanan gawat darurat harus dapat menangani masalah yang diakibatkan kecelakaan dengan cepat dan tepat. Dalam hal ini dengan pendekatan asuhan keperawatan yang mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural, dan spiritual.
Dengan mempertimbangkan bahwa ternyata demikian pentingnya kompetensi yang perlu dimiliki oleh perawat dan agar dapat dicegah kematian dalam kasus kegawatdaruratan, maka kita tahu bahwa ternyata sesungguhnya demikian pentingnya pelatihan BTCLS ini. Kompetensi dan profesionalitas perawat sangat diperlukan.
“Di sisi lain, sertifikat Diklat BTCLS ini juga diperlukan oleh para perawat dalam rangka peningkatan kinerja profesionalnya. Maka, diharapkan sertifikasi Diklat BTCLS ini dapat mendukung para peserta diklat yang notabene adalah calon perawat dan para perawat, untuk keberlangsungan ketugasannya sebagai perawat profesional.
Oleh sebab itu, kami berharap pelatihan ini dapat diikuti oleh seluruh peserta dengan sungguh-sungguh, sehingga ketika bertugas pada lini terdepan untuk menangani pasien kegawatdaruratan, para peserta sudah memiliki kompetensi memadai secara profesional dengan kemampuan yang tidak diragukan lagi dalam menanganinya,” kata Edy Heri Suasana. (*/mar)