bernasnews — Palang Merah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PMI DIY) memperingati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia tanggal 8 Mei, dengan sederhana namun sarat makna. Peringatan itu dihadiri 50 peserta, dengan melakukan aksi nyata berupa bersih-bersih sampah sekaligus jalan sehat sepanjang Malioboro sampai dengan Tugu Yogyakarta, Rabu (8/5/2024).
Ketua PMI DIY, GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi mengemukakan, bahwa peringatan diselenggarakan dengan sederhana namun sarat makna. “Torehan kenangan dan pengalaman Henry Dunant pada 1862 dalam buku “A memory of Solferino” telah membidani lahirnya sebuah organisasi kemanusiaan berbasis kerelawanan yang aksi-aksi kemanusiaannya telah mewarnai dunia, baik karena perang, konflik, kebencanaan maupun masa damai,” tuturnya.
Dikatakan, organisasi itu bernama Palang Merah, yakni sebuah organisasi yang lahir dari sebuah pemikiran sederhana dan tulus untuk menolong dan membantu orang lain. “Kini, pemikiran Henry Dunant telah melahirkan organisasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di 192 negara dengan jutaan sukarelawan yang telah menebarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk membuat dunia menjadi lebih baik,” ungkap Gusti Prabu, sapaan akrab Ketua PMI DIY.
Lebih lanjut Gusti Prabu menjelaskan, Perhimpunan Nasional di Indonesia adalah Palang Merah Indonesia yang ditegaskan melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan. “PMI bertugas menyelenggarakan kegiatan kepalangmerahan berupa pelayanan dan bantuan kemanusiaan pada saat konflik bersenjata, bencana, sosial kesehatan, pengelolaan darah, dan melakukan pembinaan relawan, serta tugas-tugas kemanusiaan lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Irjen Pol (Purn) RM Haka Astana M. Widya, S.H. saat memimpin aksi memperingati Hari Palang Merah Sedunia mengatakan, bahwa selaras dengan tema peringatan “Jaga Semangat Kemanusiaan” atau “Keeping Humanity Alive”, momentum peringatan Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia adalah momentum PMI untuk meningkatkan pelayanan yang profesional, bekerja untuk kemanusiaan dengan tetap mengedepankan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan.
Menurut Haka Astana, prinsip kemanusiaan dan kesamaan sebagai inspirasi untuk menjangkau lebih banyak orang lain yang membutuhkan dengan meringankan penderitaan secara proporsional yang paling membutuhkan dengan tetap menjunjung harkat dan martabat serta bekerja secara profesional.
“Prinsip kenetralan dan kemandirian dilakukan untuk menjamin kepercayaan masyarakat, bahwa bantuan kemanusiaan tidak untuk mendukung agenda politik suatu kelompok. Bekerja secara otonomi dengan norma dan prinsip yang dipegang teguh. Selanjutnya prinsip kesukarelaan, kesatuan, kesemestaan adalah pondasi dibangunnya organisasi dalam menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang lain,” pungkasnya. (*/ ted)