bernasnews — Gedung Islamic Developmnet Bank (IDB) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) hari ini tidak tampak seperti biasanya, hanya terdapat 4 calon mahasiswa tunanetra yang mengikuti UTBK-SNBT di gedung yang disediakan UNY sebagai tempat tes calon mahasiswa siswa berkebutuhan khusus, Kamis (2/5/2024).
Meskipun mempunyai keterbatasan tidak menghalangi niat keempat calon mahasiswa. Salah satunya adalah Wahyu Ishlakhuddin Ar Mansyah, yang telah meniatkan untuk menatap masa depan cerah masuk PTN melalui jalur UTBK. Alumni MAN 2 Sleman itu memilih prodi S1 Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY sebagai tujuan kuliahnya.
Wahyu juga menempuh berbagai usaha agar dapat lolos SNBT diantaranya mengikuti bimbingan belajar online. Sementara peserta UTBK tunanetra yang lain, Oktaviola Maya Tantri Ramadani mengaku mempersiapkan diri ikut UTBK dengan belajar giat termasuk mengikuti bimbingan belajar online dan tryout.
Apalagi sekolahnya di SMA 1 Sewon, Bantul merupakan sekolah inklusi, sudah tersedia fasilitas yang mendukung. Oktaviola Maya Tantri Ramadani juga memilih prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY sebagai tujuan kuliahnya.
Ketua Admisi UNY Dr. Bambang Saptono mengemukakan, bahwa UNY melayani peserta UTBK berkebutuhan khusus. Menurut Bambang, tahun ini ada 4 peserta tunanetra dan 20 orang peserta tunadaksa. Layanan yang diberikan UNY adalah penempatan peserta tunadaksa di tempat strategis yang mudah diakses, penyediaan kursi roda dan pendamping khusus.
“Sedangkan bagi tunanetra dialokasikan waktu tes pada Kamis 2 Mei di ruang tersendiri dengan pendamping dari dosen prodi Pendidikan Luar Biasa yang berpengalaman,” terang Bambang, melalui rilis yang dikirim oleh Humas UNY.
Sementara, Penanggungjawab Lokasi (PJL) Ruang Laboratorium IDB FE UNY Dr. Maimun Sholeh menjelaskan, bahwa komputer yang digunakan mengerjakan soal UTBK calon mahasiswa berkebutuhan khusus ini mempunyai spesifikasi tersendiri termasuk adanya fasilitas software dan audio yang mendukung.
“Bagi para tunanetra yang melakukan tes di UNY kami sediakan pendamping masing-masih satu orang per calon mahasiswa yang diambil dari prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY,” ucap dia.
“Karena dosen dari prodi ini telah berpengalaman dalam melayani dan berkomunikasi dengan orang berkebutuhan khusus. Harapannya dapat meminimalisasi kendala yang terjadi agar bisa mendapatkan hasil tes yang terbaik karena ini merupakan sinergi yang dikehendaki,” imbuh Maimun.
Komitmen UNY untuk menerima mahasiswa disabilitas adalah Peraturan Menristekdikti no 46 tahun 2017 tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi yang merupakan jaminan bagi penderita disabilitas untuk dapat menempuh Pendidikan di perguruan tinggi.
“Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa penderita disabilitas diprioritaskan mendapat Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Proses yang dilakukan menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan mahasiswa tersebut, bahkan pada saat masih menjadi calon mahasiswa,” pungkas Maimun. (*/ ted)