bernasnews — Dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), tahun 2024, Pemda DIY melalui BPBD DIY bersama ECT-Wasa, ASB, German Humanitarian Assistance, Dompet Dhuafa, Duitin, dan beberapa organisasi lainnya menyelenggarakan giat Playon Bareng, Minggu (28/4/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta yang diantarnya merupakan penyandang disabilitas. Mereka berlari menyusuri kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, sembari mengkampanyekan gerakan tanggap bencana. Juga ajakan hidup sehat, peduli lingkungan, peduli sesama, dan peduli warisan dunia.
Pengibaran bendera start dilakukan oleh Sekda DIY Beny Suharsono, didampingi oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad, bertempat di Pendopo Wiyoto Projo Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Playon Bareng ini dibagi atas 2 kategori, lari 5K dan Fun Walk 3K. Sekda DIY sendiri sempat menjajal kategori fun walk, dan ikut melakukan kampanye. Menurut Beny, kesiapansiagaan bencana perlu dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat. Mengingat, DIY memiliki kelengkapan kekayaan geografis, dari laut, gunung berapi, perbukitan, serta sungai.
“Semua, berpotensi mendatangkan bencana, meskipun juga menjadi keuntungan tersendiri,” ujar Beny Suharsono, dikutip dari jogjaprov.go.id, Humas Pemda DIY.
Sekda DIY sangat mengapresiasi giat olah raga sekaligus kampanye ini, apalagi melihat antusiasme masyarakat. Keberadaan dan partisipasi penyandang disabilitas menambah semarak acara ini.
Menurut Beny, ini menjadi sangat istimewa dan menunjukan sejauh mana kesiapan DIY menghadapi bencana. Masyarakat non disabilitas dan disabilitas diharapkan mampu menjadi penolong bagi diri mereka sendiri, sebelum bisa menolong orang.
“Mereka disabilitas ini jalan 3K, gembira, enjoy dan bisa menyatu dengan yang lain. Yang non disabilitas juga membantu, sehingga saling berbaur semua. Ini bagus sekali,” ujar Beny.
Selain itu, imbuh Beny mengatakan, bahwa kegiatan ini juga merupakan contoh konkrit tanggap bencana, juga peduli lingkungan. Sambil berjalan dan berlari, peserta membawa slogan-slogan kampanye yang bisa dilihat masyarakat. Juga dibagikan tanaman untuk mendukung penghijauan dan melestarikan sumber daya air.
“Ini adalah pendekatan yang baik. Tadi juga kita sempat ingatkan masyarakat agar jangan buang sampah sembarangan. Selain itu kita juga mengenalkan bagaimana warisan dunia berupa Sumbu Filosofi ini menjadi salah satu kekayaan yang wajib dijaga dan dibanggakan,” ungkap Sekda DIY.
Dalam kesempatan itu, Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengemukakan, bahwa pemilihan rute Sumbu Filosofis ini adalah salah satu bentuk promosi budaya. Sebagai warisan dunia, Sumbu Filosofis wajib menjadi daerah dengan kesiapsiagaan bencana, sesuai dengan amanah UNESCO.
Pihaknya ke depan nantinya juga akan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan terkait kebencanaan bagi masyarakat dan pengusaha yang berada di seputaran Sumbu Filosofis.
“Kami mengambil rute Playon Bareng ini sepanjang Sumbu Filosofis untuk mengingatkan kita, bahwa sumbu filosofi harus kita perkuat kapasitas masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana. Jadi ini dalam rangka supaya mengingatkan bahwa bencana itu harus selalu kita sengkuyung bareng penangananya,” pungkas Noviar. (ted)