News  

Kelurahan Panembahan Gelar Sosialisasi Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik: Jangan Sampai Sirip-sirip Sumbu Filosofi Mejadi Sirip-sirip Sampah

Lurah Panembahan RM. Murti Buntoro, SH, M.IP (Tengah) saat menyampaikan sambutan dalam acara Sosialisasi Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik, bertempat di Pendopo Mandira Loka Kelurahan Panembahan. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Guna menyikapi persoalan sampah keluarga dan dalam rangka pelaksanaan serta penggunaan dana keistimewaan (danais) secara optimal sesuai peruntukkannya, Pemerintah Kelurahan Panembahan menyelenggarakan Sosialisasi Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik, bertempat di Pendopo Mandira Loka Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Perwakilan Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta, FBS Kemantren Kraton, FBS Kelurahan Panembahan, LPMK Panembahan, Ketua Bank Sampah dan Ketua RW se Kelurahan Panembahan, serta Mahasiswa KKN UGM.

Dalam sambutannya, Lurah Panembahan RM. Murti Buntoro, SH.,M.IP mengemukakan, kegiatan ini merupakan bagian daripada elemen danais dimana nantinya menjadi kegiatan di masing-masing forum bank sampah yang ada.

“Kalau kita cermati administrasi danais ini agak riwil makanya bapak ibu kita hadirkan di sini untuk mendengarkan penjelasan dari narasumber, yang nantinya juga bisa dipadukan dengan program kerja dari mahasiswa KKN UGM,” kata RM. Murti Buntoro, Kamis (25/4/2024).

Lanjut Lurah Panembahan mengatakan, bahwa hari ini kita diskusikan bersama berapa kali kegiatan agar pelaksanaan program terkait sampah berupa pemasangan biopori dapat berjalan maksimal sesuai yang kita harapkan lantaran semuanya harus detail dan fokus ibarat seperti memakai kacamata kuda.

“Pasalnya dalam penggunaan danais itu harus fokus kedepan sebab yang kecil pun bisa menjadi persoalan apabila tidak tercermat dalam pengadministrasian,” tandas dia.

Suasana kegiatan Sosialisasi Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik oleh Pemerintah Kelurahan Panembahan. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Pihaknya juga terus berupaya untuk melaksanakan proses zerro sampah, dengan ditutupnya TPS Piyungan menjadi hal yang sangat krusial bagi wilayah Kota Yogyakarta khususnya wilayah Panembahan. Mulai dari sekarang mindset (cara berfikir) harus sudah terpola tidak seperti kemarin agar program-program yang digulirkan pemerintah dapat berjalan maksimal.

“Kita harus dapat mengkondisikan sampah di wilayah masing-masing lantaran kita juga menopang kepariwisataan, terlebih sekarang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi yang akan menjadi beban kita. Sebab persoalan sampah kalau tidak ditangani dengan maksimal juga bisa menjadi bencana polusi,” ujar Lurah RM. Murti Buntoro.

“Kekinian sudah tampak wilayah yang menjadi sirip-sirip Sumbu Filosofi telah menjadi sirip-sirip sampah. Sangat-sangat memprihatinkan sekali maka dengan kegiatan ini nanti harapannya akan merubah mindset warga soal pengelohan sampah dan diharapkan pengampu wilayah dan bank sampah yang ada dapat mendukung program juga dalam pengadministrasian penggunaan danais dengan baik,” bebernya.

Seusai dari beberapa sambutan seremonial dari perwakilan LPMK Kelurahan Panembahan dan DLH Kota Yogyakarta, acara dilanjutkan dengan diskusi oleh para peserta dan narasumber yang membahas persoalan teknis kegiatan dan waktu penyelenggaraan pengolahan sampah organik dengan sistem pembuatan biopori.

Sementara itu, perwakilan mahasiswa KKN UGM menyampaikan, bahwa tema KKN yang diemban merupakan tema yang diajukan oleh Kraton Yogyakarta yaitu tentang pemeliharaann, penanaman tanaman, dan pemulihan tanaman yang ada di sekitar kraton. Menurutnya, pemulihan tanaman itu tidak hanya terbatas pada pemupukan, pengairan. Namun juga pengelolaan lingkungan sekitarnya, termasuk pengolahan sampah organik. (ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *