bernasnews — Universitas Widya Mataram (UWM) untuk kali pertamanya menyelenggarakan acara debat calon Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma), bertempat di Kampus Terpadu UWM, Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Jumat (19/4/2024).
Hadir dalam acara ini Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dan Wakil Rektor III UWM Dr. Roni Sulistyanto Luhukay, S.H., M.H. untuk memberikan dukungan, arahan, dan apresiasi kepada para peserta debat. Dr. Hartanto, S.E., S.H., M.Hum. dan Antonius Satria Hadi, PhD. juga turut hadir sebagai panelis debat.
Dalam suasana yang penuh semangat, para calon pemimpin menyampaikan visi dan misi mereka yang berkaitan dengan tema utama, yaitu “Peran BEM-U dalam Mengoptimalkan Organisasi Mahasiswa yang Berbasis Budaya dan Terciptanya Organisasi Kampus yang Unggul, Maju, dan Produktif”.
Prof. Edy mengatakan dalam sambutannya, bahwa para calon pemimpin mahasiswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan sebagai calon pemimpin di masa depan dengan membangun kedisiplinan, percaya diri, berintegritas, dan amanah.
“Menjadi pemimpin bukan hanya tentang jabatan, tetapi juga tentang how to influence other people dan meninggalkan legacy yang manfaatnya dapat dirasakan bagi penerus”, ucap mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.
Selain debat antara calon Presma dan Wapresma, acara tersebut juga menjadi ajang bagi calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) untuk menyampaikan visi dan misi mereka. Sebanyak 14 calon dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), seperti Taekwondo, Musik, Satmabara, Teater, Padma, dan jalur independen.
Tidak hanya berfokus pada aspek politik, acara ini juga mempersembahkan penampilan seni dari UKM Musik dan UKM Tari, yang menambah kemeriahan suasana. UKM Musik membawakan lagu-lagu original yang diciptakan oleh mahasiswa UWM, sementara UKM Tari menampilkan kekayaan budaya dari Papua dan Maluku.
UKM Tari memukau audiens dengan Tarian Pangkur Sagu dari Papua, sebuah tarian yang menggambarkan kehidupan masyarakat Papua saat bersiap melakukan panen sagu. Selain itu, mereka juga menampilkan Tarian Cakalele dari Maluku, sebuah tarian perang tradisional yang digunakan untuk menyambut tamu dan dalam perayaan adat.
Kehadiran seni budaya dalam acara debat dan penampilan calon DPM ini memberikan nuansa yang berbeda dan menarik bagi seluruh audiens. Melalui gabungan antara diskusi intelektual dan penampilan seni, diharapkan mahasiswa UWM semakin terinspirasi untuk turut berperan aktif dalam pembangunan kampus dan memperkuat rasa kebersamaan serta kebanggaan terhadap keberagaman budaya. (*/ ted)