bernasnews — Pengalaman saat masih kecil terutama bagi anak yang bertempat tinggal di pedesaan kalau berjalan pagi-pagi menelusari jalan setapak di pinggiran kebun sering menjumpai jamur. Hal itu, tentu saja ada niat untuk mengambilnya dibawa pulang untuk dimasak.
Pasalnya jenis jamur waktu itu belum ada dijual di pasaran. Akan tetapi kekinian untuk bisa makan masakan dari bahan jamur sudah mudah didapat lantaran jamur bisa dibudidayakan. Demikian diungkapkan oleh Najihatul Mujahidah, STP, lulusan FTP UGM yang saat ini menekuni budidaya jamur Tiram di wilayah Morangan, Kabupaten Sleman.
Pada awal tahun 2024 mulai budidaya jamur, dengan menggunakan atau memanfaatkan halaman tanah milik temannya berukuran 5 meter × 11 meter atau sekitar luas 55 meter pesergi. Kewmudian dibangun sebuah bangunan dari bahan bambu dan bahan lainnya yang menghabiskan biaya sekitar Rp.8,9 juta.
“Usai bangunan jadi, pada bulan Februari 2024 dilakukan pembelian dan peletakan Baglog atau bibit jamur yang sudah ada dalam kemasan sebanyak 1000 biji. Harga perbiji sekitar Rp.2.500. Setelah melalui proses perawatan sedemikian rupa, maka bulan Maret 2024 pada buglog sudah mulai keluar jamurnya dan jamur siap untuk dipetik atau dipanen,” terang Najihatul Mujahidah, Kamis (18/4/2024).
“Saat panen hari ke 42 yakni hari Kamis 18 April 2024 sudah mencapai 46persen lebih tinggi dari yang diharapkan sekitar 35persen. Ini sudah melampai, bahkan jumlah jamur yang dipanen sudah mencapai 63persen dari rata- rata panen perhari sekitar 3,5 kilogram,” lanjut dia.
Minat untuk budidaya jamur Tiram ini diawali saat dia beberapa tahun lalu ikut kompetisi proposal bisnis yang diselenggarakan kerjasama PT Pegadaian dan BUMN, Najihatul Mujahidah meraih juara III, meraih hadiah uang tunai sebesar Rp20.000.000,-.
“Dari modal 20 juta itulah kami gunakan untuk bisnis budidaya jamur Tiram lantaran semakin yakin bahwa peluang pasar untuk jamur masih ada, maka dengan mantapnya pula budidaya jamur ini diberi nama ‘Nafas Fara’ singkatan dari Najihatul dan Fausan,” ungkap Mahasiswa S-2 Magister Manajemen, konsentrasi ‘Entrepreneur’ UGM.
Fausan merupakan mitra kerja Najihatul Mujahidah, yang kesehariannya merawat kebun jamur tersebut juga ikut memasarkan jamur hasil panenan dari budidaya jamur ‘Nafas Fara’. (zbd)