bernasnews – Sebagian besar negara berkembang menghadapi masalah serius dalam menjamin akses masyarakat terhadap air bersih dan aman. Rata-rata air yang tercemar, kurangnya infrastruktur sanitasi itu menyebabkan banyak masalah kesehatan masyarakat.
Menyikapi kondisi itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY berkolaborasi dengan Pijar Foundation pun mengadakan kegiatan belajar lapangan di Bangkok mengenai teknologi sanitasi dan ekonomi kreatif.
Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation, Cazadira F Tamzil mengatakan ada 10 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka belajar bagaimana mengeksplorasi potensi pengenalan teknologi Zyclonic RT di berbagai titik di DIY pada tahun 2024 mendatang.
Teknologi sanitasi gaya baru ini akan memampukan air bekas penyiraman kotoran untuk didaur ulang secara berkelanjutan.
“Inovasi teknologi ini sederhana, efisien biaya, dan mudah diimplementasikan di berbagai kalangan masyarakat,” ujar Direktur Kebijakan Publik Pijar Foundation, Cazadira F Tamzil, Kamis (4/4/2024).
Saat ini, di Thailand, Zyclonic RT sudah diujicobakan di beberapa titik, termasuk Krong Sam Wa Kindergarten. Selain di Thailand, Zyclonic RT juga sudah diimplementasikan di beberapa negara lainnya, termasuk di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
Apabila diterapkan di Indonesia, Zyclonic RT diyakini akan sangat bermanfaat untuk mendukung sanitasi di daerah-daerah yang masih terisolasi secara geografis dan mengalami kesulitan air.
“Butuh dukungan aktif dari multi sektor baik dari Pemerintah, bisnis, dan komunitas masyarakat dinilai sebagai kunci sukses dari implementasi teknologi ini di DIY,” pungkasnya.
Ketua Umum KADIN DIY, GKR Mangkubumi, mengungkapkan kunjungan luar negeri ini menjadi salah satu momen untuk mempelajar kecanggihan teknologi. Tidak hanya di bidang Pendidikan ataupun penelitian saja, tetapi juga kecanggihan teknologi di bidang sanitasi dan lingkungan.
“Semoga Jogja bisa terinspirasi untuk menerapkan teknologi sanitasi dari Bangkok,” katanya.
“Ada 15 lokasi mulai dari pantai, hingga sekolah-sekolah,” ujarnya.
Selain soal sanitasi, GKR Mangkubumi juga membagikan sederet potensi wisata dan Pendidikan yang ada di Yogyakarta. Menurutnya, lokasi-lokasi ini penting untuk menerapkan teknologi sanitasi berkelanjutan.