bernasnews — ‘Bersih Bersama, Sampah jadi Berkah’ adalah slogan dari Bank Sampah Pelita Jati, Perumahan Jatimas Permai. Bank sampah yang bertempat numpang di Gedung Balai RW 42 Jatimas, Padukuhan Jatisawit, Kalurahan Balecatur, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Hingga berdirinya sejak bulan Januari 2020 sampai sekarang masih eksis melayani warga Masyarakat di Perum Jatimas dan sekitarnya.
Bank Sampah Pelita Jati memiliki nasabah/penabung kurang lebih 50 orang, dengan pengurus berjumlah 12 orang yang berjiwa sosial tanpa imbalan. Dari tahun ketahun jumlah sampah pilah yang dikirim oleh warga ke bank sampah ini meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan meningkatnya kesadaran warga, bahwa sampah atau barang yang sudah tidak terpakai tadinya hanya dibuang percuma tapi sekarang warga sudah mulai menyadari apabila sampah dipilah bisa membawa berkah yang ada nilai ekonominya.
“Awal terbetuknya bank sampah Pelita Jati di Perum Jatimas dengan anggota yang masih beberap orang, akhirnya di tahun terakhir ini 2023 sudah meningkat sampai 50an lebih anggauta/ nasabah dengan omset perbulan berkisar antara Rp.500.000,- sampai Rp.600.000,-,” terang Ketua Bank Sampah Pelita Jati Elyn Suharmawati, saat acara penimbangan, Minggu (4/2/2024).
Dalam giat penimbangan sampah tersebut, juga dihadiri oleh Lurah Balecatur Andri Septiyanto, SH dalam rangka memberikan support kepada para pengurus/ pengelola Bank Sampah Pelita Jati agar tetap semangat dan bisa menjadi contoh kepada warga yang lain serta bisa berjalan terus dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.
”Saya berharap kepada semua pengurus/ pengelola tetap bersemangat dalam mengelola sampah lantaran ini kerja sosial. Dan berharap juga bisa mengajak warga yang lain untuk tidak membuang sampah sembarangan bisa disetorkan ke bank sampah karena walaupun sedikit ada nilai ekonominya,” ujar Lurah Andri.
Lebih lanjut Andri menambahkan, selain ada nilai ekonomi dari barang yang sudah tidak terpakai yang disetorkan ke bank sampah. Juga bisa mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sekarang masih menjadi problem. “Selain itu, juga bisa untuk menyelamatkan bumi dari timbunan sampah yang kita hasilkan,” tegas Lurah Balecatur.
Sementara menghadapi pesta demokrasi Pemilu 2024 dimana pelaksanaannya tinggal menghitung hari, permasalahan yang dihadapi oleh Bank Sampah Pelita Jati adalah sama dengan bank sampah – bank sampah lainnya, yaitu tidak menerima sampah dari Alat Peraga Kampanye (APK) meskipun baliho, poster, dan banner terbuat dari bahan plastik.
“APK nggak laku dijual oleh lapak yang bekerja sama dengan Bank Sampah Pelita Jati. Hanya APK yang ukuran besar minimal 2 x 3 meter, yang bisa diterima. Itupun dimanfaatkan hanya sebagai petutup barang biar terhindar dari panas dan hujan. Sedangkan ukuran di bawah itu menjadi sampah yang tidak bisa dimanfaatkan,”terang Elyn Suharmawati. (nun)