BERNASNEWS.COM – Selama bulan Oktober 2019, Bank Indonesia melakukan survei konsumen dan mengindikasikan kepercayaan konsumen pada kondisi perekonomian DIY tetap terjaga di level optimis. Hal ini terbukti dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2019 sebesar 144,1, jauh di atas batas indeks 100.
Selain itu, keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama (durable goods) dan ketersediaan lapangan pekerjaan, menguat dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan pembelian durable goods terutama terjadi pada jenis barang kendaraan berupa sepeda motor/mobil.
Konsumen juga optimis 6 bulan ke depan (April 2019) kondisi ekonomi DIY akan semakin membaik, yang terindikasi dari naiknya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 0,2 poin menjadi 152,7. Kenaikan IEK dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan/proyek pemerintah/swasta dan membaiknya kondisi ekonomi yang diperikirakan mendorong masuknya aliran dana investasi asing ke Indonesia sehingga jumlah perusahaan asing yang beroperasi di dalam negeri semakin bertambah.
Seiring dengan penguatan ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan, konsumen meyakini adanya kenaikan penghasilan pada 6 bulan mendatang. Kondisi ini terkonfirmasi dari Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen pada Oktober 2019 sebesar 154,0, yang ditengarai didorong oleh adanya kenaikan/tambahan gaji/upah dan kenaikan omset usaha pada 6 bulan ke depan dibandingkan saat ini, meski dengan level indeks yang sedikit terkoreksi sebesar 3,5 poin dibandingkan indeks bulan sebelumnya.
Berdasarkan persepsi konsumen, optimisme terhadap ekspektasi penghasilan juga dipengaruhi oleh keyakinan bahwa kegiatan usaha 6 bulan mendatang relatif membaik dibandingkan saat ini, yang terkonfirmasi oleh Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha sebesar 155,5, jauh di atas batas indeks 100. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh pembiayaan perbankan yang relatif mudah, serta subsidi/insentif dari pemerintah dan perbaikan infrastruktur yang relatif meningkat.
Pada periode 3 bulan yang akan datang (Januari 2020), konsumen memperkirakan adanya kenaikan harga dibandingkan saat ini, yang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan barang/jasa pada periode tahun baru. Hasil survei mengindikasikan bahwa tekanan harga pada Januari 2020 diperkirakan lebih rendah dari Desember 2019 (mtm), seiring dengan telah berlalunya momen hari raya keagamaan (Natal). Tekanan harga pada Januari 2020 juga diperkirakan lebih rendah dari Januari 2019 (yoy). Kondisi ini tercermin dari Indeks Ekpektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang berada pada level 165,0, turun 5,0 poin dari indeks bulan sebelumnya, dan turun 2,3 poin dari indeks bulan yang sama tahun lalu.
Kenaikan harga dibandingkan saat ini diperkiraan juga terjadi pada 6 bulan mendatang (April 2020), yang ditengarai didorong oleh kenaikan tarif dasar listrik sejak awal 2020. Dari hasil survei, tekanan harga pada April 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan Maret 2020 (mtm), namun lebih tinggi dari April 2019 (yoy). Hal ini tercermin dari Indeks Ekpektasi Harga (IEH) 6 bulan mendatang yang berada pada level 178,0, turun 3,5 poin dari indeks bulan sebelumnya, dan naik 5,1 poin dari indeks bulan yang sama tahun lalu.