Langen Sekar, Kesenian yang Melandasi Pendidikan

BERNASNEWS.COM – Siswa-siswi usia SMP yang tergabung dalam Taman Kesenian Ibu Pawiyatan Tamansiswa membawakan Pergelaran Langen Sekar di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Rabu (20/11/2019). Pergelaran yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho SP Msi, Koordinatot UPT Kemdikbud dan Kepala P4TK Seni Budaya Kemdikbid RI.

Listyo HK, Sekretaris Badan Khusus Taman Kesenian Tamansiswa, dalam rilis yang dikirim ke Redaksi Bernasnews.com, Rabu (19/11/2019) mengatakan bahwa Sekar merupakan kelanjutan dari Langen Carita, namun dikhususkan untuk anak-anak usia SMP. Kekhususannya karena materi keseniannya disesuaikan dengan usia anak SMP yang mulai masuk fase awal akil-baligh.

Menurut Listyo HK, sesuai dengan gagasan Ki Hadjar Dewantara yang diemban oleh para Empu Tamansiswa di antaranya Ki Hadisukatno dan Ki Sastra Wiryah, Langen Sekar belum pernah diwujudkan pada zamannya. Di Tamansiswa, Ki Hadjar Dewantara menciptakan Metode Sariswara yang merupakan gabungan dari tiga pelajaran yakni sastra, lagu dan cerita. Metode ini diterjemahkan oleh para empu Tamansiswa dengan menciptakan Tembang Dolanan untuk anak usia TK, Langen Carita untuk tingkat SD, Langen Sekar untuk usia SMP dan Langen Asmara bagi anak usia SMA. Dua cipta karya yang terakhir belum sempat diwujudkan oleh para empu, keburu mereka wafat.

Siswa-siswi usia SMP yang tergabung dalam Taman Kesenian Ibu Pawiyatan Tamansiswa foto bersama usai membawakan Pergelaran Langen Sekar di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Rabu (20/11/2019). Foto : Istimewa

Atas permintaan dan tanggungjawab moral itulah, menurut Listyo HK, Ki Sunardi yang merupakan murid langsung Ki Sastra Wiryah, mantan pamong seni Tamansiswa (ex Kepsek SMKI Yogyakarta) dan Ki Priyo Dwiarso, putra dari Ki Hadisukatno, berkolaborasi melanjutkan gagasan cipta karya Langen Sekar. “Dan atas dukungan penuh Dinas Kebudayaan DIY, Langen Sekar mewujud dalam karya nyata,” kata Listyo HK.

Mennurt Listyo HK yang juga Pimpinan Paguyuban Sariswara, Langen Sekar berakar dari tulisan yang dengan tegas dipahat oleh Ki Hadjar Dewantara di anak tangga Pendapa Agung Tamansiswa, Ambuka Raras Angesti Widji.

Tulisan sangkalan tahun diresmikannya pendapa tersebut bermakna “Kesenian Melandasi Pendidikan”. Cerita khusus Langen Sekar ini sebagai contoh berjudul “Rukun Agawe Santosa” yang diambil dari cerita fabel kuno “Kaca Miranggi” seperti yang diungkapkan Ki Drs Sunardi MPd dalam diskusi di akhir acara.

Fabel dijadikan sebagaicerita karena tidak akan menyinggung satu manusia pun, karena tokoh ceritanya binatang. Tembang atau lagunya sudah mengarah ke Macapat, sehingga ada tingkat kesulitan khusus bagi anak usia SMP.

Dari usulan salah satu penanya menghendaki dibuat kemudahan akses untuk mendapatkan dokumentasinya. Hal ini cukup penting dan menjadi rujukan guru-guru seni budaya SMP nasional. Menanggapi hal itu, Aris Eko Nugroho SP Msi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, berjanji akan menjembatani agar keinginan guru-guru SMP tersebut lebih detil dan fokus sehingga benar-benar dimanfaatkan dengan baik.

Sedangkan Ki Priyo Dwiarso sebagai salah satu inisiator Langen Sekar sekaligus Ketua Badan Khusus Taman Kesenian Tamansiswa berujar bahwa ini adalah ajaran Sastera Gendhing-nya Sultan Agung untuk anak-anak seperti yang ditulis Ki Hadjar Dewantara di Buku Pendidikan. (*/lip)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *