News  

104 Pelajar SMA Singapura dan Indonesia Belajar Budaya Indonesia

BERNASNEWS.COM – Bersama dengan SMA Singapura, SMA N 1 Yogyakarta mengadakan kegiatan melalui Singapore-Indonesia Student Leaders Adventure Camp (SISLAC) 2019. Kegiatan ini merupakan implementasi MoU antara Kemdikbud RI dan Kementrian Pendidikan Singapura di bawah koordinasi Direktorat Pembinaan SMA Kemdikbud RI. Sejumah 54 siswa Singapura dan 50 siswa SMA dari berbagai daerah di Indonesia hari itu mengunjungi SMA N 1 Yogyakarta untuk mengikuti berbagai kegiatan, yang meliputi: Sharing Science and Research, Playing Gamelan, Traditional Game, dan Literation Discussion.

Para pelajar SMA dari Indonesia dan Singapura yang berdinamika bersama di SMA N 1 Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Stand Sharing Science and research menampilkan pemakaran dan pameran hasil penelitian siswa Teladan yang telah meraih dua medali emas, dua perak, dan satu perunggu dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI), serta karya finalis sejumlah 13 judul penelitian. Di samping itu juga disajikan ekshibisi roket air yang cukup menarik minat pelajar Singapura.

Para pelajar SMA dari Indonesia dan Singapura yang berdinamika bersama di SMA N 1 Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Stand Playing Gamelan menyajikan demonstrasi gendhing-gendhing lancaran, seperti: Gugur Gunung, Mars Teladan, Suwe Ora Jamu, dan Lancaran Bala Wanara. Para pelajar Singapura juga mendapat kesempatan untuk belajar menabuh gamelan yang paling sederhana notasinya, yaitu Suwe Ora Jamu. Ternyata minat pelajar Singapura untuk mencoba memainkan gamelan sangat tinggi dan ternyata mereka cepat bisa.

Pada Stand Traditional Game, mereka disuguhi tiga permainan tradisional yang cukup popular di Yogyakarta, yakni: egrang, bakiak, dan dakon. Ketiga jenis permainan ini dipilih dengan pertimbangan akan filosofi dan karakter baik yang dikandungnya. Egrang mengandung prinsip ilmu Fisika, yakni kesetimbangan. Sementara itu, bakiak mengandung karakter kebersamaan, kekompakan, dan kecepatan. Sedangkan, dalam permainan dakon, kita dituntut memiliki kecermatan dan prakiraan Matematik. Permainan tradisional yang kini mulai jarang dimainkan ini ternyata sangat digemari oleh pelajar Singapura meskipun untuk bisa memainkannya, butuh nyali tersendiri. Pada Stand Literation Discussion, mereka mendapat penjelasan kegiatan literasi dan hasil karya siswa dan saling bertukar informasi kegiatan literasi di sekolah mereka masing-masing. Kegiatan ini bertempat di perpustakaan teladan yang sekarang sudah memiliki rak khusus sebagai unggulan untuk memamerkan buku-buku hasil karya warga Teladan (siswa dan guru) yang diberi nama Teladan Corner.

Di tengah-tengan jeda istirahat, Teladan menyediakan hidangan aneka jajanan dan minuman tradisional, seperti: alen-alen, slondhok, lemper, lumpia, dawet ayu, wedang sere, dan lain-lain. Sesungguhnya benar juga ungkapan yang menyatakan bahwa makan bersama dalam suasana gembira itu bisa mendekatkan hati, mengeratkan persahabatan. Demikianlah yang terjadi di antara pelajar Singapura, Sislac dan pelajar Teladan tatkala makan bersama sambil bercengkerama timbul kedekatan dan suasana batin yang damai, akrab, dan bersahabat. Mereka adalah calon-calon pemimpin masa depan. Tugas kita adalah memfasilitasi agar mereka bisa belajar menghadapi persoalan yang dibutuhkan pada masanya kelak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *