BERNASNEWS.COM — Upaya mengenalkan sekaligus mendekatkan museum kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang sudah dan sering dilakukan pengelola museum adalah dengan mengadakan acara sarapan pagi secara gratis untuk masyarakat umum. Cara ini telah dilakukan beberapa museum, seperti Museum Dewantara Kirty Griya (MDKG) milik Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa dan Museum TNI AD. Kedua museum museum ini secara konsisten mengadakan acara sarapan pagi secara gratis untuk masyarakat umum setiap hari Jumat.
Sementara Klinik Kopi dan Cornellia & Co – PR & Marketing Agency melakukannya dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang sama. Kedua lembaga ini secara konsisten mempromosikan museum melalui event Ngopi Di Museum (NDM). Event yang dilaksanakan periodikal setiap empat bulan ini sudah sampai pada volume yang ke-6. Kali ini event tersebut diadakan di Museum Monumen Jogja Kembali (Monjali) di Ringroad Utara, Jongkang, Yogyakarta, Minggu (17/11/2019).
Dalam event ini, pengunjung tidak hanyad iajak untuk menikmati kopi, tapi juga mengenal tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia dalam tampilan museum yang modern. Di event volume yang ke-6 ini, menurut Dr Ayu Cornelia dari Cornellia & Co – PR & Marketing Agency, acara Ngopi di Museum berbeda dengan event-event sebelumnya.
“Aktivitas ini berupa kuis platfrom digital yang dapat diisi oleh pengunjung melalui media sosial instagram. Sebelum acara berlangsung platform ini telah dibagikan lewat media sosial instagram Ngopi di Museum sehingga pengunjung dapat membaca pertanyaan dari platform tersebut dan mengerjakannya saat memasuki area museum dengan syarat men-tag akun instagram NDM. Aktivitas ini semakin menarik, karena pemenang kuis platform ini berhakm endapatkan hadiah yang telah disediakan oleh panitia,” kata Ayu Cornelia dalam rilis yang dikirim ke Redaksi Bernasnews.com, Minggu (17/11/2019).
Selama perjalanan mengelilingi museum, pengunjung dapat melihat bentuk museum yang berbentuk kerucut terdiri dari 3 lantai dan dilengkapi dengan ruang perpustakaan dan ruang serbaguna. Pada pintu masuk dituliskan sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949. Dalam 4 ruang museum di lantai 1 terdapat benda-benda koleksi seperti realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Tandu dan dokar (kereta kuda) yang pernah dipergunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman juga disimpan di sini (di ruang museum nomor 2).
Menurut Ayu Cornelia, event Ngopi di Museum Vol 6 mengangkat tema “Coffee Friends” sebagai bentuk apresiasi kepada persahabatan sambil merasakan kenikmatan kopi-kopi nusantara sekaligus mengenal jenis model bisnis kedai kopi yang bisa diadopsi, mulai dari warung kopi rumahan, coffee roastery ataupun kedai kopi dengan konsep fancy. “Ngopi di Museum adala hevent kopi independen yang hadir secara organik dari teman-teman penikmat kopi dan pelaku industri ini,” kata Ayu.
Keistimewaan volume 6 ini, menurut Ayu, adalah panitia mengundang Patrick dari Couvee, Elvan dari Space Coffee Roastery dan Don Dendron dari Studio Kopi yang hadir untuk berbagi cerita tentang peluang dan tantangan di bisnis kopi susu dan cerita bisnisnya kepada seluruh pengunjung. Perbincangan ini dikemas dalam acara Diskusi Kopi yang berlangsung mulai pukul 14:00 hingga 15:30 di Aula Museum Monjali yang dipandu oleh Ponco dari Pitutur Kopi.
Untuk menambah pengetahuan tentang arsitektural, menurut Ayu, panitia mengadakan sesi workshop dengan mendatangkan Yu Sing pakar arsitektur dari Studio Akanoma, Bandung yang membahas tentang “Konsep Hunian & Ruang Usaha”. Workshop dilakasanakan selama dua jam pada pukul 11:00 – 13:00 yang membahas tentang penggunaan tempat tinggal yang juga difungsikan sebagai tempat usaha, baik dari segi rancang bangun hingga pembagian ruang publik dan privat.
Selain workshop dan diskusi kopi ada sesi sharing bersama Tokopedia berisi tentang bagaimana mengoptimalisasi penjualan di marketplace (Tokopedia). Dengan pembicara Tiffany Ariska – Business Expansion Team Tokopedia dan ditemani oleh para coffeeroastery yang juga memiliki toko di Tokpedia yaitu Elvan dari Space Coffee Roastery, Pepeng dari Klinik Kopi dan Bimantara dari Drama Roastery. “Sesi sharing ini gratis, berlangsung dari jam 09.15-10.30 dan terbuka untuk mereka yang ingin mengetahui tentang praktik jualan online di Tokopedia,” kata Ayu.
Dukatakan, event Ngopi di Museum sebagai strategi pemasaran kreatif untuk meningkatkan angka kunjungan museum di Yogyakarta, sehingga selalu berhasil menghadirkan lebih dari 1.000 pengunjung dalam satuhari penyelenggaraan event. Ngopi di Museum Vol 1 diselenggarakan pada bulan April 2018 di Museum Sonobudyo dengan 1.031 penjualan tiket, Ngopi di Museum Vol 2 diselenggarakan pada Juli 2018 di Museum Sandi yang sukses menjual 1.045 tiket, Ngopi di Museum Vol 3d bulan Oktober 2018 di Museum Pendidikan Indonesia sukse smenjual 1.138
tiket, Ngopi di Museum Vol 4 diselenggarakan pada bulan Maret 2019 di Museum Dewantara Kirti Griya dan sukses menjual 1.104 tiket dan Ngopi di Museum Vol 5 diselenggarakan pada bulan Juli 2019 di Museum Dharma Wiratama, sukses menjual 1.080 tiket. Dan kali ini, Ngopi di Museum Vol 6 di Monjali sukses menjual 1.055 tike.
“Berangkat dari kesuksesan ini, diharapkan acara ini dapat menarik pengunjung yang lebih banyak lagi untuk ikut serta mengembangkan industri nopi nusantara serta meningkatkan kepedulian terhadap museum-museum di Yogyakarta sebagai aset bangsa yang harus dilestarikan,” kata Ayu.
Ngopi di Museum Vol 6 ini diselenggarakan oleh Klinik Kopi dan Cornellia & Co – PR & Marketing Agency dan didukung oleh Museum Monumen Jogja Kembali dan Dinas Kebudayaan DIY. (lip)