YOGYAKARTA, bernasnews.com – Indonesia menjadi peringkat ke-2 dari seluruh dunia setelah India yang menjadi Negara dengan penderita TBC atau TB (Tuberkulosis) terbanyak. Hal tersebut disampaikan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016.
Kemenkes RI melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) telah mencanangkan program TOSS TB (Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh. Maksud dari TOSS TB adalah harapannya masyarakat sadar apabila ada tetangga atau keluarga yang mengalami beberapa gejala TBC itu segera melaporkan ke fasilitas kesehatan setempat atau menyarankan pasien untuk segera tes ke puskesmas. Agar pasien tersebut segera di obati agar tidak menular ke masyarakat lain.
Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, melalui Promosi Kesehatan (Promkes) yang bertemakan TOSS TB melakukan sosialisasi ke Candi Dukuh, Sardonoharjo, Ngaglik Sleman, Yogyakarta, Sabtu (2 November 2019).
Dari hasil survei yang dilakukan di daerah tersebut, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat belum sadar akan bahaya TBC.
Setelah survei selesai dilakukan, dengan seizin Ketua RT 03 Candi Dukuh mahasiswa PSPA UII memutuskan untuk memberikan Promkes TOSS TB melalui kegiatan arisan mingguan Ibu – Ibu RT 03 Candi Dukuh pada hari Sabtu tanggal 09 November 2019 dan dilanjutkan kegiatan door to door pada hari Senin, 11 November 2019 untuk masyarakat yang kebetulan tidak mengikuti acara arisan.
Promkes yang dilakukan yaitu dengan menjelaskan beberapa hal penting:
TBC atau Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC bukan merupakan penyakit keturunan
Gejala TBC
Gejala
Utama: Batuk berdahak terus menerus lebih dari 2 minggu
Gejala Lainnya: Demam berkepanjangan, Sesak nafas dan nyeri dada, Berat badan
turun, Batuk disertai darah, Tidak nafsu makan, berkeringat malam hari dan
insomnia
Penularan TBC terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TBC yang batuk tanpa menutup mulut. ika udara yang mengandung kuman TBC terhirup, maka kemungkinan kita bisa terkena TBC. Namun, tidak selalu kita menjadi sakit TBC. Bisa jadi kuman tersebut hanya tidur saja di tubuh kita. Apabila daya tahan tubuh kita sedang lemah, kuman TBC yang tertidur tadi bisa aktif dan kita bisa terkena TBC serta berisiko menularkan ke orang lain.
Faktor Resiko Terkena TBC
- Anak – anak Orang HIV/AIDS
- Orang Usia Lanjut
- Orang Diabetes Melitus
- Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TB
- Perokok
Etika Batuk Yang Benar
- Gunakan Masker
- Tutup Mulut dan Hidung
- Tutup Mulut dan Hidung dengan Tissue
- Jangan Lupa Buang Tissue di Tempat Sampah
- Cuci Tangan dengan Air Mengalir dan Sabun
Gaya Hidup Sehat Dan Pencegahan TB
- Menjemur Alas Tidur agar Tidak Lembab
- Membuka Jendela atau Pintu Rumah agar Senantiasa Mendapatkan Udara yang Segar dan Sinar Matahari cukup
- Olahraga Teratur
- Imunisasi BCG
- Makan Makanan Bergizi
- Tidak Merokok
Selain itu masyarakat juga disadarkan bahwa TBC bisa disembuhkan dan pengobatan TBC di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain seperti Rumah Sakit itu gratis.
“Saya sangat berterimakasih dan senang, karena dengan begini saya mendapat ilmu baru bisa tahu apa itu TBC, bagaimana gejala-gejalanya dan cara pencegahannya” Ujar Suyatno, salah satu warga di RT 03 Candi Dukuh.
(Yoga Febriana)