BERNASNEWS.COM — TIM Pengabdian bagi Masyarakat (PbM) UPN ”Veteran” Yogyakarta yang diketuai Agus Santosa SP MSi dengan anggota Dr Ir Siti Hamidah MP dan Dr Ir Budiarto MP telah melaksanakan pemberdayaan ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Selama ini tanaman krisan dikenal sebagai tanaman holtikultura dengan bagian utama yang diambil adalah bunga. Setelah bagian bunga diambil, bagian-bagian lain tidak dimanfaatkan bahkan dibuang. Padahal, tnaman krisan, baik bunga, batang, maupun daun sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi beraneka ragam olahan (diversifikasi pengolahan) dengan menggunakan teknologi yang mudah, murah dan sederhana.
Menurut Agus Santosa SP MSi, fungsi diversifikasi pengolahan adalah, pertama, meningkatkan nilai ekonomi atau nilai jual produk, kedua meningkatkan nilai guna, ketiga) mengurangi pengangguran dan keempat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Dikatakan, nunga krisan mengandung antioksidan berupa antosianin dan beta karoten yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Dalam pengolahan tanaman krisan yang harus diperhatikan adalah kandungan residu pestisida tanaman tersebut tidak melebihi ambang yang diperbolehkan untuk pangan. Tanaman krisan dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan di antaranya adalah teh, permen maupun keripik.
Secara rinci kegiatan PbM yang dilaksanakan sejak bulan April sampai dengan September 2019 ini adalah, pertama, melakukan Sosialisasi Program Pemberdayaan tentang kualitas dan komponen antioksidan krisan; kedua, analisa komponen bahan antioksidan krisan; Ketiga, melakukan pelatihan pemanfaatan daun dan bunga krisan menjadi teh, rempeyek/keripik dan permen; keempat, melakukan pndampingan design kemasan yang memenuhi syarat; dan kelima, melakukan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Sosialisasi, Pelatihan dan Pendampingan.
Menurut Agus Santosa, uji coba mengolah limbah krisan telah dilakukan beberapa kali oleh ibu-ibu anggota KWT, bahkan berkembang dengan mengolah daun tanaman Dahlia yang bebas pestisida menjadi keripik dan membuat teh dari bunga Mawar.
“Hasil olahan belum dijual, masih terbatas untuk dikonsumsi sendiri. Yang perlu dicatat sebagai keberhasilan program pemberdayaan adalah ibu-ibu sudah berani unjuk kebolehan melakukan diversifikasi olahan limbah tanaman bunga Krisan, Dahlia dan Mawar di hadapan mahasiswa Fakultas Pertanian UPN ”Veteran” Yogyakarta yang sedang melaksanakan Praktikum
Pengenalan Pertanian. Momen tersebut terjadi pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019. “Ibu-ibu ini memang hebat,” kata Agus Santosa. (*)