BERNASNEWS.COM — Dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan khususnya dari negara Jepang ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan guna mencapai target kunjungan nasional, Dinas Pariwisata DIY, tanggal 24 – 27 Oktober 2019, mengikuti Tourism Expo Japan (TEJ), di Gedung Intex, Osaka, Jepang.
Dinas Pariwisata DIY bersama Kementrian Pariwisata menempati di Paviliun Indonesia, dengan mengirimkan staf dan 4 orang pelaku pariwisata (travel agency), Dinpar DIY melakukan promosi parwisata dan budaya DIY, dibantu oleh satu orang volunteer dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk memudahkan dalam mengkomunikasikan dan menyampaikan potensi wisata DIY.
”Pada kesempatan ini , booth kementrian mendapat respon yang sangat bagus oleh pengunjung, khusunya pada saat hari pertama dan kedua dengan agenda B to B meeting. Dari appointment yang sudah diperoleh sebelum keberangkatan, 70 persen telah melakukan appointnment dan selanjutnya akan mengirimkan grup utk berkunjung ke DIY,” jelas Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY Marlina Handayani, S.Pd, MM, dari Osaka, Jepang kepada Bernasnews.com, Sabtu (26/10/2019).
Lebih lanjut, Marlina menambahkan, bahwa pasar wisatawan mancanegara khusunya dari Jepang pada tahun 2018 mengalami penurunan jumlah kunjungan ke DIY, padahal tahun sebelumnya sangat intens terhadap wisata di Indonesia termasuk Yogyakarta. Dari pengunjung Paviliun Indonesia pada saat B to C dari 50 persen menyatakan pernah mengunjuni Indonesia dan berencana akan kembali mengunjungi DIY khususnya.
Indonesia menyajikan informasi potensi wisata dan budaya, termasuk sarana prasarananya dengan mengikut sertakan pelaku industri baik dari hotel maupun travel agency. Pengenalan potensi budaya dengan menghadirkan tarian tradisional dari beberapa suku di Indonesia, antara lain yaitu, Tari Ksatria dari Yogyakarta, Tari Gandrung dari NTT , Musik Angklung, tarian dari Kalimantan dan Kostum Karnval dari Malang Carnival.
“Dan sajian tersebut menarik minat pengunjung untuk terlibat dan sangat antusias pada performance tersebut dengan mengikuti permainan angklung, juga mencoba mengikuti gerakan tari yang sedang ditampilkan,”kata Marlina.
Menurutnya, pasar wisatwan Jepang sangat potensial bagi DIY dikarenakan banyak wisatwan yang berminat dan tertarik untuk menikmati wisata, khususnya heritage dan alam yang terdapat di Yogyakarta. Namun dalam pelakasanaan promosi tersebut terdapat sedikit kendala dalam berkomunikasi akibat minimnya penguasaan bahasa Jepang, sehingga sangat membantu dengan melibatkan pihak dari VITO atau JICA sebagai agency bagi Indonesia.
“Harapannya dengan dilakukan promosi wisata TEJ di Jepang semakin memperkenalkan potensi wisata dan budaya Indonesia pada umumnya dan DIY pada khususnya. Terlebih telah dibukanya bandara baru Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, sebagai kemudahan akses untuk wisman masuk ke Yogyakarta, sehingga tercapai target kunjungan wisatawan sebanyak satu juta bagi DIY lewat JOGLOSEMAR,” pungkas Marlina. (ted)