BERNASNEWS.COM – Untuk keempat kalinya. SMA Bopkri I (Bosa) Yogyakarta diundang dan dipercaya oleh Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Papua yang didukung PT Freeport Indonesia untuk mengikuti pameran pendidikan atau Edufair 2019. Edufair kali ini yang diikuti 30 SMA/SMK pilihan dari seluruh Indonesia itu berlangsung di dua tempat, masing-masing 4 hari pertama yakni 22-26 Oktober 2019 di Highland Tembagapura di Puncak Gunung Tembagapura yang merupakan pusat tambang PT Freeport Indonesia dan 4 hari kedua atau pada 26-30 Oktober 2019 di Lowland Kualakencana, Mimika, Papua, yang merupakan pusat pendidikan YPJ.
Waka Humas SMA Bosa Sartana S.PAK MPd yang menghubungi Bernasnews.com dari Tembagapura, Papua, Rabu (23/10/2019) mengatakan, sekolah-sekolah yang mengikuti Edufair yang diadakan YPJ dipilih atau diseleksi dengan memenuhi sejumlah kriteria. Beberapa kriteria dimaksud adalah sekolah tersebut memiliki kekhasan di bidang akademik dan nonakademik, memiliki kultur sekolah yang baik, mapan dan inklusif untuk anak didik.
Dan yang tidak kalah penting, menurut Sartana, adalah faktor kepercayaan orangtua terhadap sekolah tersebut. “Sekolah-sekolah tersebut bisa dipercaya oleh orangtua untuk pengembangan pendidikan anak-anak nya,” kata Sartana yang saat menghubungi Bernasnews.com sedang dalam perjalanan menuju Highland Tembagapura menggunakan bus truck yang sudah dimodifikasi antipeluru.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam edufair tersebut, menurut Sartana, adalah peserta yang mewakili sekolah mempresentasikan eksistensi sekolah masing-masing di depan siswa dan orangtua siswa tentang hal ikhwal sekolah tersebut, prestasi sekolah, lingkungan, daya dukung, keamanan sekolah dan kultur sekolah, kenyamanan sekolah bagi anak didik dalam mengikuti proses belajar dan mengajar. Dalam presentasi itu juga diselingi tanya jawab dari peserta edufair, terutama anak-anak SMP YPJ dan orangtuanya.
Menurut Sartana, pada hari pertama edufair, mereka di bawah ke Higland di puncak gunung Tembagapura sebagai pusat tambang PT Freeport Indonesia. Peserta diajak untuk melihat langsung produksi pertambangan Freeport Indonesia dari batu menjadi konsentrat. “Sangat menarik dan bagus banget,” kata Sartana.
Dan pada 4 hari kedua, peserta turun menuju Lowland sebagai pusat pendidikan di Kualakencana. “Lingkungan yang sangat bersih, tertata rapih dan sangat teratur,” puji Sartana.
Di sini kegiatannya sama seperti di Tembagapura. Proses presentasi sampai dengan test calon siswa yang memilih sekolah peserta edufair. Dan pada tahun 2019/2020, SMA BOSA mendapat kepercayaan 4 anak dari SMP YPJ yang semuanya dari Kualakencana. “Perkembangan anak-anak tersebut di SMA Bosa bagus sekali,” kata Sartana.
Menurut Sartana, sesuai kebijakan YPJ bahwa sejak TK sampai SMP anak-anak sekolah di YPJ, namun ketika SMA mereka harus berusaha keluar dari zona nyaman untuk mengembangkan diri pada proses pendidikan yang maju,cerdas dan terbuka. Karena anak-anak ini adalah investasi masa depansehingga mereka harus belajar keluar daerah agar wawasan kebangsaannya semakin terbuka.
Ketika ditanya mengapa SMA Bosa selalu diundang mengikut edufair yang diadakan YPJ dengan dukungan PT Freeport Indonesia itu, menurut Sartana, karena mereka sangat membutuhkan informasi tentang SMA Bosa. Apalagi banyak alumni SMA Bosa yang bekerja di PT Freeport Indonesia.
“Saya juga dengar bahwa kami diundang juga atas request dari orangtua anak-anak yang sekolah di YPJ. Selain itu, ada kesaksian atau testimoni dari anak-anak YPJ yang belajar di SMA Bosa bahwa sekolah di Bosa sangat nyaman. Mereka selalu memberi laporan kepada orangtua masing-masing dan orangtua selalu memonitor perkembangan anak-anaknya. Jadi, semua sekolah tempat anak-anak YPJ belajar itu selalu dievaluasi oleh YPJ. Dan tak ayal ini tahun ke-4 SMA Bosa diundang terus kut edufair,” kata Sartana sambil menjelaskan bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju Highland dengan bus truck yang dimodifikasi antipeluru, menyusuri hutan sepanjang jalan dan jalan Freeport highland belum beraspal tapi tanahnya cukup padat sehingga bisa dilalui bus truck dengan lancar. “Kami konfoi dengan 5 bus truck,” kata Sartana. (lip)