Pada Hari Santri Nasional, MTsN 6 Kulon Progo Wisuda Tahfidz

BERNASNEWS.COM – MTsN 6 Kulon Progo menggelar Wisuda Tahfidz bagi 53 siswa (16 laki-laki dan 37 perempuan) yang hapal juz 30 di Musala setempat, Selasa (22/10/2019) bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional. Acara wisuda dihadiri Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kulonprogo H Saeful Hadi SAg MPd.I, orangtua/ wali wisudawan wisudawati, guru/pegawai madrasah dan seluruh siswa. Tema yang diusung pada wisuda kali ini adalah “Mencetak Generasi Qurani Membangun Negeri.”

Prosesi wisuda diawali dengan demonstrasi hapalan surat An Naba, diteruskan dengan memindahkan kucir toga, penyampaian sertifikat dan cinderamata oleh Kepala Madrasah Imam Syamroni SPd.

Pada kesempatan itu, Imam Syamroni mengapresiasi siswa yang telah menyelesaikan hapalan. “Ini merupakan wisuda yang pertama Tahun Pelajaran 2019/ 2020, ada kelas 7, 8 dan 9. Semoga di semester genap dapat dilaksanakan wisuda lagi dengan peserta yang lebih banyak,” tandas Imam.

Wisudawan/wisudawati MTsN 6 Kulon Progo saat mendemonstrasikan melafalkan surat An Naba, Selasa (22/10/2019). Foto : Sutanto

Mengawali tausiahnya, Saeful Hadi bercerita tentang seorang anak yang tampil mengalunkan ayat Alquran di acara sebuah sekolah. Saat ditanya mengapa dia memilih membaca kalam Ilahi, anak tersebut menjawab bahwa dengan hapal Alquran dia ingin memuliakan orangtuanya. Mendengar jawaban itu, ayah dari anak yang ditanya, meneteskan airmata saking terharu.

“Kepada bapak ibu orangtua/wali yang hadir, harus bangga karena putra putrinya hari ini telah hapal juz ke 30. Harus dimotivasi terus agar dapat menghapalkan sampai 30 juz,” imbuh Saeful.

Kepada siswa yang hadir, Saeful berpesan bahwa kunci sukses hidup adalah belajar keras diiringi dengan berbakti kepada orangtua. “Bila orangtua ridlo, Allah akan ridho. Kalau Allah ridho hidup kita akan enak,” katanya.

Selain itu Madenaku (Madrasah Enam Kulon Progo) juga mengadakan Apel Hari Santri dengan pembina apel Ani Romadhoni S.Pd.

Kepala MTsN 6 Kulon Progo Imam Syamroni , S.Pd (kanan) menyampaikan selamat kepada salah satu wisudawati, Selasa (22/10/2019). Foto : Sutanto

Mengutip sambutan Menteri Agama Republik Indonesia, Ani Romadhoni menyampaikan tentang sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian. Pertama, kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Kedua, metode mengaji dan mengkaji. Ketiga, para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian). Keempat, pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri.

Kelima, gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren. Keenam adalah lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar. Ketujuh, merawat khazanah kearifan lokal. Kedelapan, prinsip maslahat (kepentingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Dan kesembilan, penanaman spiritual.

“Tidak hanya soal hukum Islam (fikih) yang didalami, banyak pesantren juga melatih para santri untuk tazkiyatunnafs, yaitu proses pembersihan hati,” katanya. (Drs Sutanto, Waka Urusan Kesiswaan MTsN 6 Kulon Progo).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *