BERNASNEWS.COM — Dalam rangka peringatan Dies Natalis ke 37 tahun, Universitas Widya Mataran (UWM) Yogyakarta, Kamis (3/10/2019) malam, menggelar saresehan bertanjuk “Membangun Pendidikan Berbasis Budaya”, di Pendapa Agung UWM, Jalan nDalem Mangkubumen, Yogyakarta.
Acara dihadiri oleh seluruh sivitas akademika dengan nara sumber utama Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, juga nara sumber lainnya Prof. Dr. Ir. Ambar Rukmini, MP selaku Wakil Rektor I UWM dan Heru Wahyu Kismoyo, S.Sos., M.Si dosen Fisipol UWM dan pemerhati budaya.
Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, mengatakan, bahwa untuk mewujudkan cita-cita menjadi kampus unggul tersebut menjadi tantangan segenap pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan. Langkah-langkah sudah dilakukan sehingga menjadi pola pikir dan program universitas. Hal itu akan tercapai bergantung pada komitmen, integritas, kerjasama dan keseriusan dari semua elemen yang terkait.
“Menjadi Perguruan Tinggi (PT) yang unggul sudah menjadi cita-cita dan tugas bagi manajemen PT dan semua yang terkait didalamnya untuk mewujudkannya. Dalam bingkai akreditasi, PT dikatakan unggul apabila institusinya terakreditasi “A” oleh Badan Akreditasi Negara (BAN). Insha Allah, perkembangan dua tahun terakhir ini menunjukkan gerak yang mengarah pada perwujudan UWM unggul,” terang Edy Suandi Hamid.
Secara kelembagaan, lanjut Edy, UWM telah melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan lembaga dan PT, salah satunya di Rusia pada tahun ini. Namun dengan unggul dan mengglobal saja bukanlah tujuan akhir dari UWM. hal itu tetap dalam bingkai budaya sesuai dengan visi UWM dengan tetap berorientasi pada keinginan founding fathers dari UWM.
“Dengan berbasis seperti itu, UWM harus memandang dan menggerakkan institusinya untuk menjadikan ilmu pengetahuan memiliki keberpihakan pada nilai-nilai budaya yang berkembang di tanah air ini,” jelas Rektor UWM, juga mantan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) itu.
Sementara dari sisi pemikiran pendiri UWM, Ambar Rukmini, menambahkan, untuk menuju kampus unggul sebagaimana visinya maka diperlukan kesatuan pemikiran. Moment 37 tahun UWM ini, Ambar mengajak sivitas memahami dasar pemikiran, harapan pendiri dan program bidang akademik. UWM didirikan dalam rangka melahirkan calon pemimpin bangsa dengan mendidik calon pemimpin bangsa menjadi kader pimpinan handal berciri khusus.
“Membangun pendidikan berbasis budaya dapat ditempuh dengan menanamkan nilai Kewidyamataraman kepada seluruh sivitas, dibentuk pusat kajian budaya Mataram. Memperkuat kultur budaya melalui kegiatan seni, kurikulum prodi diwarnai oleh dasar budaya (etika, moral, martabat) dan pelayanan berbasis budaya Mataram,” papar Ambar.
Heru Wahyu Kismoyo mengelaborasi UWM melalui judul makalahnya Mengharmonisasikan nDalem Mangkubumen sebagai Cikal Bakal Kampus Berbasis Budaya. Dan cenderung lebih memilih diksi kampus peradaban sebagai pengejawantahan makna Widya Mataram itu sendiri, baik secara etimologis maupun epistemologinya. Kampus peradaban atau Universitas Widya Mataram merupakan penyambung mata rantai peradaban agar tidak terputus dalam keberlangsungan pendidikan bagi kehidupan umat yang universal.
Dari aspek modal dasar, Heru menjelaskan, sisi arsitektural nDalem Mangkubumen yang ditempati UWM memiliki keunggulan yang dapat dijadikan laboratorium arsitektur dunia. Sedangkan dari sisi lainnya, filsafat budaya Mataram sebagai ruh karena merupakan hasil olah cipta rasa karsa akal budi manusia, yakni budaya.
“UWM dengan pradnyaparamytha, Padma shri khresna, hastabrata dan nDalem Mangkubumen sebagai kawah candradimuka pangeran pati calon pengganti sultan yang akan datang adalah satu kesatuan epistemologis yang harus dijabarkan dalam statuta UWM sehingga menjadi landasan penyusunan kurikulum dan dapat menghasilkan ouput kelulusan yang diinginkan,” imbuhnya.
Pagi sebelum penyelenggaraan acara saresehan tersebut, seluruh sivitas akademika UWM juga melaksanakan acara ziara ke makam raja-raja, di Makam Panjimatan, Imogiri, Bantul. “Ziarah ini sudah rutin dilaksanakan menjelang Dies Natalis kampus. Kita tidak mengkultuskan manusianya, tetapi karena ingin menunjukkan rasa terima kasih kita kepada pendiri yang dimakamkan di sana,” kata Rektor UWM Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec.
“Ziarah dilakukan untuk mendoakan pendiri kampus agar diterima di sisi Tuhan dan diampuni dosa kesalahannya. UWM didirikan oleh Almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX bersama KGPH Mangkubumi (sekarang: Sri Sultan Hamengku Buwono X). Disamping itu, kita melaksanakan ziarah untuk mengingatkan diri kita sendiri, sehingga kita dapat terus berusaha menghindari perbuatan dosa,” tegasnya. (nun/ ted)