BERNASNEWS.COM – Untuk menjawab tantangan efisiensi biaya dan kecepatan waktu pengerjaan tiap departemen dalam suatu perusahaan, PrintQoe terus melebarkan sayapnya ke seluruh daerah di Indonesia. Kini, layanan online printing B2B dan B2G ini telah menyapa 133 kota termasuk Kota Yogyakarta.
Melalui Solusi Distribute & Print, PrintQoe diharapkan mampu menjawab tantangan yang dialami masyarakat selama ini. Solusi ini disinyalisir mengurangi beban biaya distribusi cetak digital dari satu kota ke kota lainnya minimum 30% dan mempersingkat total waktu produksi sampai dengan pengiriman hingga 2-5 kali lebih cepat.
“Selama ini permasalahan kebutuhan cetak dokumen online yang dihadapi banyak perusahaan ialah pendistribusian ke banyak lokasi tujuan yang jauh dari kantor pusat,” ujar Adi Vidyanto, Chief of PrintQoe.com, Senin (30/9/2019).
Kondisi infrastruktur yang meliputi darat (jalan raya, jalan tol, moda transportasi massal), laut (pelabuhan, kapal barang) serta udara (bandara, pesawat), juga merupakan tantangan pendistribusian cetakan dokumen online dalam jumlah banyak, aman, dan dalam waktu yang cepat.
“Solusi Distribute & Print mempertegas posisi PrintQoe.com sebagai mitra kerja untuk layanan cetak online B2B dan B2G yang membantu perusahaan menempatkan efisiensi biaya cetak dan distribusi, serta kecepatan produksi sampai pengiriman, sebagai value proposition dari PrintQoe.com. Untuk memperkuat rantai ekosistem ini, PrintQoe.com telah bermitra dengan printing partner yang tersebar di 34 provinsi Indonesia ” jelasnya.
Perluasan solusi Distribute & Print menempatkan PrintQoe.com berada di garda depan konektivitas digital dalam mempersiapkan dokumen cetak online secara mudah. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kontribusi transaksi ekonomi digital Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, di mana menurut laporan berjudul The Digital Komodo Dragon: How Indonesia Can Capture the Digital Trade Opportunity at Home and Abroad, pada tahun 2030 aktivitas transaksi ekonomi akan mengalami pertumbuhan hingga 18 kali lipat menjadi Rp 2,305 triliun dari sebelumnya Rp 125 triliun pada 2017.