BERNASNEWS.COM — Keluarga besar Maluku dan Maluku Utara di DIY akan melakukan kegiatan penggalangan dana peduli gempa Maluku (Ambon dan sekitarnya) di Titik Nol Kilometer atau perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta, Selasa (1/10/2019) mulai pukul 18.00 WIB hingga selesai. Kegiatan ini diawali doa bersama dengan pembakaran 1.000 lilin yang akan dipimpin langsung oleh tiga tokoh agama, Kristen, Kastolik dan Islam, dilanjutkan dengan kegiatan penggalangan dana oleh panitia
“Peserta menggunakan dresscode bebas, pita hitam di lengan dan setiap orang yang hadir wajib membawa lilin,” kata Koordinator I Simon Eljunai Burnama dan Koordinator II Muhamad Hasyim Tuankota dalam rilis yang dikirim ke Redaksi Bernasnews.com, Senin (30/9/2019).
Menurut Simon, dalam kegiatan tersebut akan dimeriahkan dengan pentas seni berupa Tari Katreji, Toki Gaba-gaba dan beberapa tarian daerah lainnya. Selain itu, ada pentas music reggae dari beberapa komunitas reggae Flores NTT-DIY di panggung bebas untuk solidaritas. Kegiatan ini mengusung tema “Duka Maluku Duka Kita Bersama.”
“Ini momen berharga dalam upaya melakukan satu kegiatan sosial. Dan bisa kita introspeksi, menentramkan hati dan menguatkan iman, terutama kepada Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa terutama setelah peristiwa gempa Maluku ini. Kami mengajak masyarakat untuk tetap bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita semua, meskipun rangkaian bencana masih terus terjadi,” kata Simon dan Muhamad Hasyim.
Dikatakan, dalam kegiatan tersebut pihaknya mengundang seluruh masyarakat Maluku dan Maluku Utara dalam semua kalangan yang ada di DIY untuk menghadiri kegiatan sosial ini, baik pejabat, mahasiswa dan semua masyarakat umum DIY. “Kami juga mengundang semua jajaran media nasional untuk membantu dalam meyukseskan kegiatan sosial ini baik dari media online, media cetak dan media elektronik untuk membantudalam hal publikasi,” tambah Muhamad Hasyim.
Menurut Muhamad Hasyim, jika biasanya orang yang datang ke tempat wisata Titik Nol Km hanya untuk senang-senang, bersantai ria, namun pada kesempatan tersebut, para pejabat, mahasiswa dan parah tokoh agama dan masyarakat pada umumnya duduk berdoa bersama agar keselamatan dan perlindungan serta penghiburan menyertai dan mengiringi wilayah Maluku yang terkena gempa.
Lewat kegiatan kemanusiaan tersebut, pihaknya ingin mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana peran keluarga besar Maluku dan Maluku Utara pada khususnya dan masyarakat Indonesia bagian Timur pada umunya, baik mahasiswa, pekerja yang berdomisili di DIY dalam merespon bencana alam atau masalah kemanusiaan lainnya. “Mereka tidaklah sendiri. Banyak pihak yang peduli, salah satunya Pemda DIY,” kata Muhamad Hasyim.
Ia beharap dari kegiatan tersebut, sinergi indah dapat menjadi perekat dan silaturahmi serta menyampaikan pesan-pesan amanah agar masyarakat tahu peran putra-putri Maluku dan Maluku Utara yang menempu pendidikan maupun yang sudah bekerja di DIY bisa membawa warna untuk Indonesia pada umumnya.
“Kami juga bersepakat untuk menolak keras rasisme yang terjadi di NKRI. Dan kami juga ingin mengubah stigma buruk mahasiswa Indonesia timur yang selama ini masih melekat pada sebagian masyarakat DIY,” kata Muhamad Hasyim seraya menyebut bagi yang ingin memberikan bantuan bisa menghubungi kontak person 0821-1533-1416 dan 0852-8656-9381. (lip)