BERNASNEWS.COM – Memanasnya salah satu daerah di Indonesia terutama daerah Papua, membuat sejumlah aksi damai sebagai bentuk dukungan diadakan. Salah satunya aksi damai yang digelar di Tugu Pal Putih pada Minggu (1/9) malam. Terlihat banyak warga dari berbagai lapisan memenuhi sudut Tugu Golong Giling. Acara ini dimulai tepat pukul 19.30 WIB.
Sejumlah tokoh masyarakat menyambut aksi ini dengan positif. Bahkan mereka hadir langsung untuk memberikan dukungan. Terlihat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, istri Sri Sultan Hamengku Buwono X, beserta putrinya GKR Maduretno hadir dalam acara ini. Pula dihadiri oleh tokoh Mukhtasar Syamsuddin, ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Hilmy Muhammad yang keduanya menyampaikan orasi.
Dalam pidato singkat yang disampaikan GKR Hemas menyatakan keprihatinan terhadap yang terjadi belakangan ini khususnya di tanah Papua. Dia bahkan sempat berbincang langsung dengan mahasiswa Papua begitu tiba di lokasi aksi. Ia mengetahui bahwa para mahasiswa itu mendapatkan manfaat yang begitu banyak dari bersekolah di Jogja terutama untuk soal kemajuan daerah mereka.
“Kami Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentu sangat prihatin dengan kejadian-kejadian di salah satu provinsi di Indonesia. Tetapi saya yakin di Jogjakarta anak-anak yang hadir disini tadi sudah saya tanyakan banyak sekali di sini yang memperoleh manfaat yang banyak untuk bisa bersekolah di sini. Karena mereka juga ingin maju” tutur GKR Hemas di Tugu Pal Putih pada Minggu (1/9) malam.
Ia menegaskan pula bahwa warga Jogja perlu menjunjung toleransi kepada para pendatang yang berada di Jogja. Harapannya agar Jogja menjadi tempat yang aman, penuh toleransi, dan bisa berbaur dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Saya kira semua warga masyarakat Jogja harus tetap bisa punya toleransi terhadap warga masyarakat yang ada di Jogjakarta ini dari seluruh Indonesia” imbuhnya.
Tak hanya sebagai kota yang toleran, Jogja diharapkan pula menjadi representasi dari Indonesia mini. Usulan ini bahkan disetujui oleh masyarakat yang hadir dalam aksi damai itu.
“Jadi harus betul-betul Jogjakarta sebagai kota yang nyaman, kota yang toleransi, sebagai Kota yang tentunya bagi seluruh Indonesia. Karena Jogjakarta menjadi barometer Indonesia. Setuju?” tanya GKR Hemas pada peserta aksi.
“Setuju” ujar warga yang hadir menjawab dengan lantang.
“Kalau setuju berarti kita harus mengamankan Jogjakarta untuk Indonesia” tutupnya.
Selain orasi, dalam acara ini pula diadakan doa bersama dari berbagai lintas agama. Bahkan diadakan pula pertunjukan seperti menyanyi dan memainkan alat musik membawakan lagu-lagu nasional. Hingga pembacaan puisi yang berhubungan dengan toleransi.