BERNASNEWS.COM — Saat ini DIY sangat petensial untuk usaha di bidang perikanan. Selain kondisi alam yang cocok, pangsa pasar ikan juga masih terbuka luas. Dan berdasarkan data, ketersediaan ikan hasil budidaya di DIY sebanyak 6.000 ton per bulan. Sementara 50 persen kebutuhan ikan di DIY masih dipasok dari luar daerah. Ini berarti, produktivitas hasil perikanan di DIY masih sangat rendah sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan di DIY sendiri.
“Sektor perikanan menjadi salah satu wirausaha yang sangat menjanjikan. Saya rasa sangat tepat jika PWI DIY membuka peluang usaha di bidang ini (perikanan, red),” kata Aryanto SE MMPar, Pengusaha Muda Pengelola Ulam Tirta & Rest Area yang juga owner Bakpia Jogkem dalam Workshop Kewirausahaan bagi Wartawan yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Yogyakarta di Rumah Makan dan Rest Area Ulam Tirta,Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Sabtu (31/8/2019).
Selain Aryanto SE MMPar, dalam workshop yang didukung Bank BPD DIY, Anggota DPD RI Afnan Hadikusumo, Ulam Tirta Resto dan Rest Area serta Bakpia Jogkem itu, juga tampil sebagai pembicara Prof Dr Ir Rustandi MSc dari Fakultas Teknik Pertanian UGM. Workshop dibuka oleh Ketua PWI Cabang Yogyakarta Drs Sihono MSi.
Menurut Aryanto, konsumsi ikan masyarakat DIY masih rendah yaitu hanya sekitar 24 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan secara nasional mencapai 50 kilogram pe rkapita per tahun. Meski demikian, budidaya ikan tetap merupakan peluang besar seiring program pemerintah yang menggalakkan gemar makan ikan.
Di sisi lain, Aryanto mengatakan ada dua metode dalam berwirausaha yaitu bermitra atau mandiri. Jika ingin menjalankan bisnis dengan bermitra harus siap berbagi dengan teman usahanya, yakni berbagi pekerjaan, transparansi manajemen dan siap bagi hasil.
Dan hal tersebut harus diperkuat dengan perjanjian kerja sama.Begitu pula dalam membuka usaha, baik bermitra maupun mandiri, dapat berpedoman pada tiga hal yang disingkat ATM, yakni Amati, Tiru dan Modifikasi. Amati artinya mengamati peluang usaha atau bisnis orang lain. Kemudian ditiru dengan membuka usaha yang sama, namun harus lebih baik dengan modifikasi produk agar lebih sempurna dan diminati konsumen. (agus susanto)