BERNASNEWS.COM – Sebuah prestasi membanggakan diraih seorang siswi SMP di Jogja. Siswi kelas 8 SMP Sekolah Budi Utama ini berhasil meraih juara dua atau runner up dalam lomba menyanyi bahasa Mandarin skala internasional bertajuk Cultures of China Watercube Cup 2019 – Chinese Songs Contest for Overseas Chinese yang diadakan di Beijing, Tiongkok. Gabrielle Felicia Taolin (13), nama siswi tersebut, berhasil membawa pulang trofi perak di kategori menyanyi remaja.
Melalui latihan yang cukup panjang, gadis yang akrab disapa Felice ini, meraih prestasi gemilang. Bahkan kelancaran berbahasa Mandarin yang sudah didapatkan sejak Taman Kanak-kanak menjadi tiket bagi dia dan membuatnya dapat menampilkan kemampuan bernyanyi dengan baik. Sekolahnya juga sangat mendukung lewat guru khusus yang merupakan pelatih dan membantu segala proses persiapan siswi kelas 8 SMP ini selama di Beijing. Berkat usaha dan dukungan tersebut, Felice berhasil menyisihkan 87 peserta dari 31 negara yang ikut.
“Sejak Taman Kanak-Kanak (Felice) telah mendapatkan pelajaran Bahasa Mandarin di sekolah sehingga terbentuklah pelafalan Mandarin yang baik,” ungkap Lisya Herlin, Public Relation sekolah Budi Utama.
Tahap awal perlombaan dimulai pada 29 Juli lalu. Sebanyak 88 peserta diseleksi menjadi 58 untuk memasuki tahap seleksi kedua. Lalu dari babak kedua, dipilih lagi 33 peserta. Lepas dari babak kedua, juri menunjuk 10 orang yang berhak mengikuti semi final, termasik Felice. Hingga akhirnya diseleksi lagi menjadi 6 besar untuk mengikuti babak grand final yang diadakan pada 3 Agustus 2019.
Selama kompetisi, Felice berhasil memukau para dewan juri lewat lagu Tinghai (Mendengarkan Suara Laut) versi aransemen. Lagu yang dibawakan, menurut juri, bahkan disebut-sebut sebagai lagu yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dibandingkan versi aslinya. Felice berhasil membawakannya dengan apik. Saking indahnya lagu yang dia bawakan, membuat penonton bahkan juri terhanyut dalam lagu itu awal hingga selesai. Usai menyanyi bahkan dia mendapat tepuk tangan yang begitu meriah dari para penonton.
“Seseorang dapat disebut sebagai penyanyi yang baik, apabila ketika bernyanyi seluruh penonton hening mendengarkan sampai lagu selesai dinyanyikan. Saya mendengarkan setiap alunan nada yang dibawakan Felice dan saya sangat menyukainya,” ujar salah satu juri bernama Donghua.
Felice berhasil meraih nilai yang cukup tinggi dari para juri. Nilai tersebut membawanya dalam babak penentuan di grand final. Semuanya terjadi berkat kemampuan dan usaha Felice yang selalu berhasil menempati posisi tinggi sejak memasuki 33 besar hingga bersaing di grand final. Penentuan cukup sulit terjadi di antara para juri lomba. Kedua kandidat pemenang tampil begitu memukau dan memiliki karakteristik yang berbeda sehingga juri bingung menentukan pilihan.
“Felice dan Liu Jia memiliki teknik dan karakter bernyanyi yang berbeda, sangat tidak mudah memberikan nilai di panggung yang sama seperti ini, bisakah memberikan gelar juara untuk keduanya?” ujar juri Zhu.
Namun kompetisi-tetaplah kompetisi dan juri harus memilih. Karena ketentuan lomba yang menetapkan hanya boleh ada satu pemenang, maka Felice harus puas di posisi Runner Up (juara dua) dengan selisih angka terpaut 0,025 point dari juara pertama yang berasal dari Amerika. Felice akhirnya berhasil membawa pulang trofi perak.
Meskipun begitu, Felice merasa senang karena bisa membanggakan, tidak hanya keluarga dan sekolahnya, tapi juga daerah Sleman, DIY bahkan Indonesia di mata internasional. Sifatnya yang pantang menyerah membuat dia bisa meraih juara dalam kompetisi berskala internasional dengan hasil yang membanggakan. “Jangan mudah menyerah, buktikan dengan semangatmu dan biarkan orang lain yang menilai kalau kamu mampu,” ujar Felice. (van)