Malioboro Night Festival, Ajang Tingkatkan Kunjungan Turis

Untuk keempat kalinya Malioboro Night Festival digelar atas dukungan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta. Acara ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Di acara ini dihadirkan hiburan seni tradisional maupun kontemporer yang berpadu dengan indah. Gelaran Malioboro Night Festival 2019  pada Jumat (23/8) ini  diisi dengan hiburan pentas seni tradisional, pengukuhan Pordasi DIY yang baru, peresmian Grab Andong, hingga live music di Panggung Monumen Serangan Umum 1 Maret Jalan Malioboro.

Singgih Raharjo selaku Kepala Dinas Pariwisata DIY mengatakan bahwa semua orang bahkan sudah paham bahwa Jogja terkenal sebagai kota pelajar, kota budaya, maupun pariwisata. Jogja memiliki ikon Malioboro yang tentunya tidak dapat dilupakan oleh para pelajar maupun pendatang yang pernah singgah. Oleh karenanya, acara ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang kembali ke Jogja.

“Malioboro Night Festival yang kita selenggarakan yang keempat ini merupakan upaya untuk lebih meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Daerah Istimewa Yogyakarta” kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo di Monumen Serangan Umum 1 Maret pada Jumat (23/8) malam.

Singgih menambahkan para pelajar yang pernah berada di Jogja akan selalu teringat dan berusaha pulang kembali mengenang masa-masa indahnya di Yogyakarta. Salah satunya adalah dengan berkunjung ke Malioboro. Tentunya acara ini begitu menjanjikan bagi pendatang tadi untuk kembali melihat Jogja secara lengkapm

“Malioboro Night Festival ini adalah merupakan salah satu atraksi yang menjanjikan bagi para wisatawan untuk menikmati secara lengkap wajah Kota Yogyakarta, karena ya pengunjung Malioboro disuguhi dengan penampilan seni dan budaya di sepanjang Jalan Malioboro” pungkasnya.

Peresmian Grab Andong sebagai salah satu moda trasnportasi tradisional berbasis online yang ditandai dengan membunyikan lonceng. Oleh (dari kiri ke kanan) Ketua Acara, Gubernur DIY, Menteri Pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Ketum PORDASI DIY, dan Managing Director Grab Indonesia. (Birgita Feva/bernasnews.com)

Dalam acara ini pun secara langsung dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ini merupakan momen yang spesial juga bersejarah karena ada pelantikan pengurus PORDASI DIY yang baru. Disamping pelantikan, pun diluncurkan sebuah kolaborasi antara moda transportasi tradisional Jogja dengan salah satu layanan aplikasi online Grab.

“Saya menyambut baik dan mengapresiasi digelarnya acara Malioboro night Festival ini dengan beragam jenis seni musik tradisional dengan seni kontemporer dengan garapan kreasi. Ucapan yang sama teriring tambahan Ucapan selamat atas pengesahan pengurus baru porbasi DIY. Yang berurutan kegiatannya dengan launching perdana aplikasi grab andong-andong kombinasi model transportasi tradisional yang ditawarkan lewat online marketing sesuai zaman now” ungkap Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya.

Sultan tak menampik bahwa era milenial zaman now memang telah mengubah berbagai aspek salah satunya aspek pariwisata. Oleh karenanya keberadaan hal berbau digital sudah tak bisa dihindarkan. Salah satunya adalah bentuk promosi event maupun lokasi pariwisata melaui sosial media.

“Dalam kaitan ini kementerian pariwisata menetapkan landasan penentuan program utama sejak tahun 2018. Khususnya destinasi digital dan domestic tourism sebagai sebuah terobosan. Tidak bisa dipungkiri industri digital telah mengubah dunia dengan generasi milenial nya mengubah seluruh tatanan baik itu pekerjaan pola hidup maupun perilaku pariwisata pendek kata milenial change everything” terangnya.

Menurut Gubernur DIY, ini bisa menjadi salah satu hal yang menunjang kunjungan wisatawan agar semakin bertambah. Tak hanya itu lewat promosi berbasis zaman now yakni sosial media, diharapkan turis semakin mengetahui soal Jogja. Tak hanya peningkatan promosi saja, peningkatan mutu juga perlu ditingkatkan guna membuat wisatawan merasa betah dan menambah durasi tinggal mereka. Tak hanya itu, kehadiran kolaborasi transportasi tradisional dengan teknologi juga dirasa bisa semakin menunjang kehadiran wisatawan. 

Hal senada juga yakini oleh Menpar, Arief Yahya. Dia berpendapat bahwa keberadaan era milenial dan kedekatan dengan hal berbau digital tak bisa dilepaskan dari dunia pariwisata. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi berbasis online. Menurutnya ini merupakan sebuah langkah yang tepat jika Yogyakarta ingin mengangkat domestic tourism dengan menggandeng teknologi sebagai basis marketing. 

“70%wisatawan sudah menggunakan search and share menggunakan digital. Dan 51% wisatawan yang datang ke Indonesia adalah milenial. Dengan perkataan lain bahwa penggunaan platform seperti Grab ini sudah tidak bisa dihindari. Jadi tepat sekali Jogja meluncurkan GrabAndong ini” ungkap Arief. (van)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *