Dosen UWM Berikan Pelatihan IRT di Desa Trimulyo

BERNASNEWS.COM — Industri Rumah Tangga (IRT) mempunyai andil dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam kondisi perekonomian yang sulit IRT mampu bertahan karena lebih fleksibel dibanding usaha-usaha besar lainnya. Seperti IRT yang ada di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Desa Trimulyo khususnya Dusun Ponggok, terdapat beberapa industri rumah tangga yang memproduksi keripik tempe. Rata-rata industri rumah tangga tersebut sudah beroperasi selama bertahun-tahun, tetapi usaha mereka belum bisa berkembang secara maksimal karena belum dikelola secara baik dan profesional,”terang Iva Mindhayani, ST., MT dosen Prodi Teknik Industri Universitas Widya Mataram (UWM) beberapa waktu lalu.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pendananaan Kemenristek Dikti, Iva Mindhayani memberikan beberapa pelatihan antara lain; pelatihan produksi terkontrol, pelatihan kewirausahaan dan pelatihan manajemen keuangan untuk membantu mengatasi permasalahan yang dialami oleh mitra.

Dalam pelaksanaannya Iva panggilan akrab Iva Mindhayani, mengajak serta dua anggota tim lainnya Siti Lestariningsih, ST., M.Sc dan Susianti, SE., M.Sc dalam memberikan pelatihan. Pada pertemuan pertama mitra diberikan pelatihan kewirausahaan dengan memberikan materi tentang branding kemasan, dikarenakan selama ini produk keripik tempe hanya dikemas tanpa diberi label nama (merek).

“Hal tersebut tentunya membuat masyarakat luas tidak mengetahui produk keripik tempe yang dihasilkan oleh mitra. Selain itu, dilakukan penyerahan bantuan perlatan produksi untuk mendukung proses produksi,” kata Iva.

Pertemuan selanjutnya diberikan pelatihan produksi terkontrol. Pelatihan ini difokuskan pada bagaimana meningkatkan mutu/ kualitas keripik tempe dengan menggunakan peralatan yang diberikan. Selain itu mitra juga diberikan pelatihan manajemen keuangan, sebab selama ini mitra tidak pernah melakukan manajemen keuangan dengan baik, bahkan mitra tidak pernah melakukan pencatatan/membuat pembukuan selama menjalankan usahanya sampai saat ini. Sehingga mitra tidak mengetahui secara pasti besarnya keuntungan yang didapat. Mitra hanya berfikir yang penting bisa produksi dan produk laku tanpa disertai manajemen yang baik.

Sementara itu, Rondiyah selaku mitra, mengatakan, bahwa dengan adanya pelatihan manajemen keuangan ini, mitra merasa senang karena jadi tahu bagaimana mengelola keuangan dan melakukan pembukuan paling tidak pembukuan sederhana. Sambung Iva, dengan berharap adanya pelatihan ini, mitra bisa termotivasi dan lebih semangat dalam menjalankan, serta mengembangkan usahanya secara profesional. (*/nun/ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *