News  

Kembangkan Program Kesehatan Lansia, Menteri Kesehatan RI Kunjungi RSUP Dr Sardjito

BERNASNEWS.COM – Populasi lansia di Indonesia  diprediksi tahun 2025 memiliki laju kenaikan jumlah tertinggi di dunia (sekitar 414%) dibanding tahun 1990, Thailand 337%, India 242%, China 220%, Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33%. Provinsi D.I.Yogyakarta dari BPS, didapatkan usia harapan hidup lansia paling lama di Indonesia pada pria 69,15 tahun, dan wanita 73.03 tahun. Sedang total penduduk usia 60 tahun atau lebih dari total penduduk proporsinya 12,75%.

Dari data tersebut, D.I Yogyakarta menempati urutan tertinggi harapan hidup bagi lansianya. Terkait hal tersebut, dalam rangka pengembangan program kesehatan lansia di Indonesia, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) melakukan kunjungan kerja di RSUP Dr Sardjito pada Senin, (22/7/2019). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau pelayanan geriatri atau poliklinik khusus lansia.

Kunjungan Menteri kesehatan ini diikuti pula oleh Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dan jajaran Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta. Hal tersebut untuk memantau kesiapan RSUP Dr Sardjito dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia.

“Sebagai rumah sakit rujukan nasional, kami terus memberikan pelayanan terbaik bagi para lansia,” ujar Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, DR.dr. Darwito, SH.,Sp.B.Onk(K), dalam keterangan tertulisnya.

Ke depan pihaknya berarap mampu meningkatkan harapan hidup bagi lansia akan lebih tinggi dan lebih sehat. Salah satu terobosan layanan yang sedang dikembangkan antara lain ; Pelatihan layanan geriatric, Pelatihan persiapan pra pension, Pendidikan tenaga caregiver, dan Pelayanan Penitipan Lansia. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan lansia dan memberikan kemudahan bagi para Lansia.

“Keberadaan tenaga kesehatan Konsultan Geriatri jadi penting di tiap rumah sakit,” ujar Kepala Poliklinik Geriatri RSUP Dr Sardjito, Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD, KGer, Finasim.

Sayangnya tenaga kesehatan Konsultan Geriatri ini jumlahnya terbatas dan belum merata. Keberadaan Konsultan Gereriatri ini selalu di RS Pendidikan, sehingga bisa mentrasver ilmu geriatri bagi calon dokter umum, calon spesialis, dan calon konsultan geriatri yang kelak akan menyebar  ke seluruh tanah air.

Penanganan penderita lansia membutuhkan banyak pertimbangan, risiko pengobatannya  sisa harapan hidupnya, kompleksitas penyakit penyertanya (comorbid medical conditions), dukungan social ekonomi, psikologisnya, fungsi kognitif, dan lain sebagainya tersebut kini terus dikembangkan. Tidak hanya itu saja, penyuluhan sebagai sarana promosi kesehatan pada lansia juga dijalankan dengan tetap memperhatikan tingkat pendidikan dan daya terima pasien, keluarganya, kader posyandu lansia, provider yag ada dilayanan primer, termasuk juga yang berada dilayanan rujukan (PPK2, PPK3). (nun/adh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *