BERNASNEWS.COM – JUDUL di atas sebenarnya meminjam tema hari UMKM se-dunia yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, tepatnya 27 Juni 2019. Tema peringatan tahun 2019 ini adalah Localizing Global Trends. Peringatan hari UMKM diselenggarakan oleh International Council for Small Business (ICSB) yakni organisasi nirlaba yang bermarkas di Washington DC dengan jaringan global di 85 negara yang fokus pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah serta penyebar semangat kewirausahaan.
Dikutip dari laman ICBS, topik ini terkait dengan laporan ICSB, dunia di awal tahun 2019 yang menyebutkan adanya beberapa tren yang berpengaruh terhadap bisnis kecil di seluruh dunia. Tren-tren tersebut antara lain digitalisasi, perang dagang, generasi milenial, fintech dan sebagainya.
Tren pengaruh global tersebut tidak hanya berdampak pada usaha kecil, namun koperasi sebagai organisasi ekonomi tentu saja terkena dampak tren global tersebut.
UMKM dan Koperasi
Digitalisasi dan munculnya generasi milenial dengan segala karekteristiknya menjadi tantangan sekaligius peluang yang harus dihadapi. Sehingga menjadi sangat tepat peringatan Hari Koperasi ke-72 bertema Reformasi Total Koperasi di Era Revolusi 4.0. Dua tema hari UMKM dan Hari Koperasi sangat relevan yang mengisyaratkan kesadaran akan pentingnya menghadapi era globalisasi dan revolusi industri.
Arus globalisasi yang tidak mungkin lagi dibendung disertai dengan perkembangan teknologi yang canggih semisal ekonomi digital maupun finansial digital. Ekonomi digital adalah suatu perekonomian yang didasarkan pada komputasi digital. Sedangkan financial digital lebih spesifik dimana kegiatan layanan jasa pembayaran dan keuangan menggunakan teknologi digital. Siapkah UMKM dan koperasi menghadapi hal ini?
Sejak tahun 2017 pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik (KemKoninfo) Indonesia telah menggagas 8 juta UMKM akan go online pada tahun 2019 ini. Untuk merealisasikan hal tersebut, KemKoninfo bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan pelaku e-Commerce lainnya menggagas program bertajuk 8 juta UMKM go online.
Kalau UMKM memiliki ICSB di tingkat dunia yang menerjemahkan tren global tersebut ke Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah ICSB Indonesia ke dalam tema-tema lokal sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, maka koperasi memiliki International Coopeartive Forum Expo and Forum (ICEF).
Mengutip dari laman Harkopnas, ICEF 2019 adalah pertemuan para industri koperasi nasional dengan industri koperasi negara-negara Asia Pasifik, yang dikemas dalam bentuk forum, dialog bisnis dan pameran, dengan tujuan mengedukasi koperasi nasional menuju koperasi modern (Digital-Coop), menciptakan kerja sama-kerja sama dagang dengan koperasi internasional untuk penyerapan produk-produk koperasi nasional, khususnya komoditi ekspor, serta menawarkan peluang-peluang kepada koperasi internasional untuk menjadikan Indonesia sebagai pilihan pertama dalam mengembangkan investasi di Kawasan Asia Tenggara.
Sebuah tantangan dan peluang yang harus dimanfaatkan oleh insan UMKM dan Koperasi di Indonesia. Insan UMKM dan Koperasi yang visisoner berpikir global namun mampu melokalkan tren tersebut ke dalam aktifitas UMKM dan Koperasi tanpa kehilangan kearifan lokal dan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM punya peran penting dalam menyikapi tren global tersebut.
Beberapa rincian tugas Kementerian Koperasi dan UKM di antaranya merumuskan kebijakan pemerintah di bidang pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah, mengkoordinasikan dan meningkatkan keterpaduan penyusunan rencana dan program, pemantauan, analisis dan evaluasi di bidang koperasi dan usaha kecil menengah, meningkatkan peran serta masyarakat di bidang koperasi dan usaha kecil menengah dan beberapa tugas yang lain. Untuk membangun sinergi yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lainnya.
Kementerian Koperasi dan UKM yang telah menyelenggarakan Rakornas pada 2-3 Mei 2019 di Pangkalpinang, Bangka Belitung, menjadi sangat penting untuk melahirkan program, regulasi sebagai landasan untuk penyelenggaraan pemerintahan bidang koperasi dan UKM lima tahun ke depan. Tema yang diangkat dalam Rakornas adalah Sinergi Program dan Kegiatan Pusat dengan Daerah dalam Rangka Pengembangan Koperasi dan UMKM untuk Perencanaan 2020-2024.
Rakornas dilaksanakan untuk membahas lima isu utama, yakni peningkatan kualitas SDM, peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan, peningkatan nilai produktivitas dan daya saing, penguatan kelembagaan dan pengawasan serta kebijakan ekonomi makro.
Untuk peningkatan kualitas SDM koperasi dan UKM, disoroti tentang prioritas peningkatan SDM koperasi dan UKM dalam menghadapi era industri 4.0. Sebab, SDM merupakan ujung tombak kemampuan koperasi dan UKM untuk berperan dalam perekonomian dan peningkatan daya saing bangsa. Untuk peningkatan akses pembiayaan, menitikberatkan pada peningkatan akses dan perluasan skema pembiayaan koperasi dan UKM melalui kredit program dan subsidi bunga pinjaman, meningkatkan peran koperasi pembiayaan baik konvensional dan syariah serta penguatan peran LPDB-KUMKM. Untuk peningkatan nilai produktivitas dan daya saing berjalan cukup hangat dan mendapat respon yang sangat tinggi dari para peserta.
Selain pemerintah, peran dunia usaha dan masyarakat seperti LSM dan atau perguruan tinggi menjadi amunisi yang luar biasa. Bentuk peran yang dilakukan antara lain adalah untuk memberdayakan UKM dan Koperasi melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing UKM dan Koperasi dalam menghadapi era industri 4.0. Selamat hari UMKM dan Hari Koperasi. Bravo. (Nur Rokhman SE MSi, Dosen STIM YKPN Yogyakarta)