Taman Doa Ngrawoh, Paroki Sragen Semakin Ramai Dikunjungi

Rombongan peziarah dari Lingkungan Santa Maria Ratu Rosari foto bersama di pintu masuk Taman Doa Santa Perawan Maria di Fatima Ngrawoh, Paroki Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (13/7/2019). Foto : Istimewa

BERNASNEWS.COM —Taman Doa Santa Perawan Maria di Fatima Ngrawoh, Paroki Sragen, Jawa Tengah semakin ramai dikunjungi umat Katolik. Setiap hari selalu ada umat Katolik yang datang dari berbagai daerah ke Taman Doa yang indah, nyaman dan sejuk itu.

“Setiap hari selalu ada yang datang, terutama mereka yang menggunakan mobil pribadi. Bukan hanya dari Jawa Tengah, tapi dari luar Jawa Tengah juga datang berdoa di sini. Taman doa ini tidak lagi sekadar tempat berdoa bagi umat Katolik tapi juga menjadi obyek wisata rohani yang menarik,” kata Suyono, salah seorang pedagang yang berjualan buah di sisi Utara Taman Doa Ngrawoh saat ditemui Bernasnews.com, Sabtu (13/7/2019).

Pada Sabtu (13/7/2019), puluhan umat Katolik dari Lingkungan Santa Maria Ratu Rosari, Paroki Santo Petrus dan Paulus Babadan, Sleman, DIY berkunjung ke Taman Doa yang indah dan sejuk itu. Rombongan yang dipimpin Ketua Lingkungan Santa Maria Ratu Rosari Victorianus Agung ini melakukan prosesi jalan salib untuk mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sejak dijatuhi hukuman mati hingga wafat di kayu salib dan dimakamkan. Sebelum jalan salib, umat berkumpul dan berdoa di depan Kapel Taman Doa sekaligus mendapat pengarahan dari seksi liturgi panitia ziarah Christian Samuel.

Sejumlah anak pra-remaja dan remaja bersama seksi liturgi panitia ziarah Christian Samuel (keempat dari kiri) foto bersama di ruang terbuka Taman Doa Santa Perawan Maria di Fatima Ngrawoh, Paroki Sragen, Sabtu (13/7/2019). Foto : Philipus Jehamun/ Bernasnews.com

Hampir bersamaan dengan rombongan umat dari Lingkungan Santa Maria Ratu Rosari, sejumlah umat dari daerah lain menggunakan bus besar, bus sedang maupun mobil pribadi berdatangan ke Taman Doa yang diresmikan oleh Bupati Sragen dr Hj Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan diberkati oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko pada 22 Oktober 2017 ini.

Keberadaan Taman Doa Santa Perawan Maria di Fatima Ngrawoh ini membawa berkat bagi masyarakat sekitar. Salah satu contoh, bus pembawa rombongan berukuran besar maupun sedang parkir di tempat parkir di samping rumah warga yang berjarak sekitar 500 meter sebelum Taman Doa. Tentu bus membayar jasa parkir. Kemudian, dari tempat parkir bus, rombongan yang merasa kuat bisa berjalan kaki menuju Taman Doa, namun yang tak kuat bisa menggunakan jasa tukang ojek dengan tarif cuma Rp 5.000 per sekali jalan. Tukang ojek adalah warga setempat.

Di samping tempat parkir, pemilik rumah menyediakan kamar mandi/WC umum yang bisa digunakan peserta ziarah dengan membayar jasa Rp 2.000. Sementara di seberang jalan menuju Taman Doa ada sebuah pasar yang menjual aneka hasil pertanian dan produk olahan hasil pertanian dengan harga relatif murah. Para peziarah pun berbelanja di pasar tersebut.

Para peziarah melakukan jalan salib di Taman Doa Ngrawoh, Paroki Sragen, Sabtu (13/7/2019). Foto : Philipus Jehamun/ Bernasnews.com

Dan di sekitar Taman Doa, puluhan warga menjajakan aneka produk olahan hasil pertanian, aneka buah seperti pisang, jeruk dan lain-lain, makanan seperti ayam goreng dengan harga Rp 40.000 per ekor, minuman ringan. Warga menjajakan dagangan di tenda-tenda maupun di depan rumah masing-masing. Dan hampir semua peziarah menyempatkan diri untuk berbelanja, baik dimakan/ diminum di tempat maupun dibawa pulang untuk oleh-oleh.

“Ya lumayan laris. Sampai saat ini ada 5 sisir pisang dan 5 kilogram buah jeruk laku terjual,” kata seorang pedagang yang menjual pisang, jeruk di tepi jalan berseberangan dengan pintu masuk Taman Doa.

Ia mengaku, sejak Taman Doa itu diresmikan tahun 2017 wilayah tersebut semakin ramai dikunjugi. Dan para pengunjung membawa berkat bagi warga sekitar karena mereka pasti berbelanja atau membeli barang-barang yang dijual warga.

Dari pengamatan Bernasnews.com, jalan menuju Taman Doa mulai dari tempat parkir bus hingga Taman Doa sangat bagus dan halus. Karena jalannya rata dan halus, sebagian besar peziarah memilih berjalan kaki ketimbang naik ojek, apalagai jarak dari tempat parkir bus hingga Taman Doa relatif singkat antara 500 meter-1 kilometer.

Para peziarah foto bersama di depan kapel Taman Doa Santa Maria di Fatima Ngrawoh, Paroki Sragen, Sabtu (13/7/2019). Foto : Philipus Jehamun/ Bernasnews.com

“Ya sekalian olahraga. Toh tak terlalu jauh dan jalannya juga rata dan hasil,” kata Christian Samuel, salah seorang peziarah anggota rombongan peziarah Lingkungan Santa Maria Ratu Rosari, Paroki St Petrus dan Paulus Babadan.

Sampai di Taman Doa, bayangan rasa panas terik matahari ternyata meleset. Karena mulai dari pintu masuk Taman Doa hingga sepanjang jalur jalan salib sampai gua buatan tempat “pemakaman” Yesus atau perhentian ke-14, suasana sangat sejuk. Rimbunan daun pepohonan menjadi “atap” yang menutupi panas terik matahari.

Prosesi jalan salib pun terasa nyaman. Hanya di taman tempat patung Bunda Maria, Salib Suci dan gedung pertemuan terasa panas karena berada di ruang terbuka. Namun, di sekeliling ruang terbuka itu tersedia bangunan beratap yang dilengkapi tempat duduk sehingga peziarah bisa menikmati pemandangan indah ruang terbuka tempat Patung Bunda Maria, Salib Suci dan gedung pertemuan yang bagian atasnya berbentuk kubah. (lip)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *