BERNASNEWS.COM — Membahas sajian kuliner Indonesia terutama soto memang tidak ada habisnya. Ada banyak sekali jenis soto yang berbeda-beda tergantung dari bentuk sajian khas daerahnya. Di Jogja sendiri, warung kuliner ini banyak tersebar dan mudah sekali ditemui. Tidak jarang warung soto di Jogja punya nama yang unik-unik salah satunya Soto Pites Mbah Galak.
Kalau mendengar nama warung soto ini, mungkin anda akan menebak sosok penjualnya terkenal karena sifat galaknya. Tebakan anda bisa dibilang tepat. Penamaan warung Soto Pites Mbaah Galak ini memang tidak lepas dari sosok simbah yang katanya terkenal galak.
“Soal nama ini karena dulu si mbah terkenal galak. Itu julukan dari pelanggan aja” cerita Eni Subekti soal sebutan warung soto yang dikelolanya kepada Bernasnewa.com, Sabtu (13/07/2019).
Mulanya saat generasi pertama yang mengelola tahun 1950, warung soto ini tidak memiliki nama khusus. Saat itu berjualannya masih dengan cara dipikul hingga akhirnya sang pemilik memutuskan untuk menetap di bagian dalam Pasar Beringharjo. Pelanggan lebih sering menyebutnya sebaga Soto Simbah karena yang berjualan merupakan seorang kakek. Hingga usaha soto ini diturunkan ke generasi ke dua yaitu mbah Sutri, barulah muncul sebutan Soto Mbah Galak.
Eni, sang pemilik yang merupakan generasi ke tiga, mengaku bahwa simbah putrinya memang terkenal galaknya. Penamaan tempat Soto Mbah Galak baru dilakukan setelah simbah tutup usia dan dipegang oleh generasi ketiga.
“Nama Soto Mbah Galak baru di-branding setelah simbah meninggal. Soalnya nggak berani. Simbah kan galak,” terang Eni tertawa, menceritakan sejarah lucu nama warung soto ini mulai disematkan secara permanen.
Eni bercerita, bahwa galaknya simbah kepada pelanggan bukan tanpa alasan. Rupanya saat dulu mbah suka kesal jika ada pelanggan yang menyerobot antrian. Karena alasan itulah simbah tidak segan memarahi pelanggan yang tidak bisa sabar mengantri itu.
Setelah dikelola generasi ke tiga, penjualnya tidak lagi terkenal galak seperti pendahulunya. Anda justru akan disambut dengan ramah saat menjejakkan kaki di warung. Penjaja soto akan menanyakan pesanan anda dan segera meracik soto. Tidak sampai empat menit, soto sudah tersaji di depan meja.
Ada dua jenis soto yang ditawarkan di sini, yaitu soto daging sapi dan soto daging ayam. Untuk racikannya, satu mangkuk soto berisi nasi, seledri, kecambah, potongan daging sapi atau ayam, kuah soto, lalu yang terakhir berupa sentuhan cabai yang ditambahkan dengan cara dipites (ditekan). Inilah yang menjadi alasan ada kata pites di nama warung Soto Pites Mbah Galak. Resep soto dan pitesan cabai ini dipertahankan hingga tiga generasi.
Jika ingin menyantap soto di Pasar Beringharjo ini, satu porsinya cukup murah sesuai dengan koceknya mahasiswa per mangkuknya. Buka dari pukul 07:00 WIB pagi hingga 15: 00 WIB sore, warung ini tidak pernah sepi pembeli. Warung yang terletak di Pasar Beringharjo buka setiap hari kecuali hari Jumat (libur).
Pemilik warung soto ini juga membuka cabang yang terletak di Terban dan belum lama didirikan. Sang pemilik mengaku, bahwa dia ingin memuaskan pelanggannya terutama bagi mereka yang tidak sempat menikmati Soto Pites Mbah Galak di Pasar Beringharjo saat warung sudah tutup.
“Karena kita yang di sini buka mengikuti jam pasar dan jam 3 harus tutup. Jadi kalau ada pelanggan yang mau makan soto pites apalagi waktu malam dan pas pasar sudah tutup tidak perlu kecewa dan bisa makan di tempat cabangnya di Terban,” pungkasnya. (Feva)