BERNASNEWS.COM –Merek merupakan istilah, tanda dan simbol yang didesain oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memberikan identifikasi atas produk yang mereka tawarkan dan diharapkan akan mampu membedakan dengan merek pesaing.
Dalam memutuskan untuk membeli suatu produk seorang konsumen pasti memiliki banyak alasan. Salah satu alasan yang paling menentukan adalah merek. Merek suatu produk yang terlintas di benak konsumen tentu akan mampu menimbulkan kesan positif bagi mereka. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Merek merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat berharga. Semua pebisnis kini berlomba-lomba bagaimana caranya agar bisa memperkuat merek mereka. Agar menjadi kuat suatu merek harus muncul terlebih dahulu di benak konsumen, pada saat mereka berpikir tentang suatu produk. Merek yang muncul di benak konsumen bisa berada pada urutan pertama, kedua atau ketiga pada saat konsumen memikirkan suatu produk atau layanan tertentu.
Ivan Mulyadi dalam Majalah Marketing (Fabruari 2017) mengatakan bahwa biasanya merek yang muncul tidak pada posisi urutan tiga teratas dalam benak konsumen, pada umumnya akan banyak menemui kegagalan dalam bersaing di pasaran, sehingga perusahaan harus bekerja keras untuk mencoba bisa mencapai urutan yang lebih tinggi.
Selanjutnya setelah suatu merek bisa muncul, merek harus mampu pula untuk bertahan dalam waktu yang relatif lama di benak konsumen atau pelanggan setianya.
Merek harus juga mampu bertahan di tengah hiruk pikuknya segala informasi yang “masuk” di benak konsumen, yang tak terhindarkan oleh perusahaan. Di samping kemampuannya untuk bisa muncul, mempunyai daya tahan yang tinggi, merek harus mampu juga menciptakan kesan atau image positif yang cukup kuat di mata pelanggan. Pada akhirnya merek akan mampu memicu dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian. Inilah yang menjadi harapan setiap pebisnis atau pemasar.
Brand Awareness sebagai Kekuatan Merek
Brand awareness (kesadaran merek) mengacu pada sejauh mana pelanggan dapat mengingat atau mengenali suatu merek. Suatu produk dengan brand awareness yang kuat merupakan media untuk mendapatkan respons atau interaksi kepada pelanggan.
Survei perilaku konsumen telah dilakukan oleh Deloitte dalam Majalah Marketing (Februari 2017) memberikan hasil bahwa konsumen masih cenderung loyal pada merek yang biasa mereka beli. Hal ini dapat diartikan bahwa konsumen terus membeli produk dengan merek yang sama. Terkecuali apabila konsumen merasa tidak puas karena sesuatu hal yang bisa membuat mereka kecewa, maka kalau hal ni terjadi konsumen akan beralih ke “lain hati” yang berarti mereka pindah membeli pada merek lain.
Selanjutnya hasil survei juga memberikan kesimpulan bahwa faktor internal konsumen berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian pada merek yang mereka kenal dan merek baru. Dengan demikian brand awareness mempunyai peran yang penting disini. Merek dengan brand awareness yang relatif kuat tentu saja mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar dalam kondisi persaingan yang semakin ketat pada saat ini.
Upaya yang dapat dilakukan pebisnis guna mendongkrak brand awareness yakni mereka harus mampu meyakinkan konsumen bahwa mereknya mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan merek yang lain. Konsumen harus diyakinkan juga bahwa tidak semua merek akan memberikan value yang sama pada kategori produk tertentu. Perlu digaris bawahi bahwa pebisnis harus mampu menciptakan image positif atas merek yang mereka miliki dalam benak konsumen, dengan memberikan keunikan yang benar-benar berbeda bila dibandingkan dengan merek yang lain.
Brand Recognition dan Brand Recall
Dalam brand awareness kita dapati dua komponen yaitu brand recognition dan brand recall, keduanya harus mempunyai performance yang oke agar mampu menciptakan awareness yang tinggi. Brand recognation merupakan kemampuan suatu merek dengan mudah dikenali pelanggan pada saat mencari produk di tengah-tengah merek pesaing.
Sebagai contoh logo “apel yang sudah digigit”, pada logo ini konsumen dengan modah mengenali sebagai iPhone canggih buatan perusahaan Apple. Sedangkan brand recall merupakan kemampuan konsumen “memanggil” ingatannya pada suatu merek dari benak mereka, pada saat memikirkan suatu produk.
Pada saat konsumen harus memutuskan untuk membeli suatu produk yang dilakukan pada saat berbelanja sehingga segala merek, logo, kemasan nampak secara fisik dan terlihat secara langsung, maka brand recognition menjadi lebih penting. Namun apabila keputusan tersebut dilakukan bukan pada saat berbelanja, maka sebaliknya band recall menjadi lebih penting.
Bagaimana Menciptakan Brand Awareness?
Brand awareness dapat diciptakan dengan mendekatan atau mengakrabkan antara merek dengan konsumen setiap kali dilakukan interaksi atau kontak terjadi. Melalui cara ini diharapkan akan mampu menciptakan brand recognition dan band recall yang tinggi. Hal ini berarti bahwa semakin banyaknya experience yang positif yang dialami konsumen pada saat memikirkan, mendengar, melihat ataupun beriteraksi dengan suatu merek, maka semakin kuat merek akan tertancap di benak konsumen.
Kondisi inilah yang didambakan setiap pebinis memiliki brand awareness yang kuat, karena hal ini akan menentukan kekuatan merek mereka di pasaran. Semoga. (Hari Nurweni, Staf Pengajar STIM YKPN Yogyakarta)