BERNASNEWS.COM – Sejumlah obyek wisata di DIY dipadati pengunjung selama libur Idul Fitri 1440 H, mulai hari kedua Idul Fitri, Kamis (6/6/2019). Di Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, misalnya, ribuan wisata memadati obyek wisata pantai yang indah itu.
Hanya dengan membayar tiket masuk Rp 6.000 per orang di pintu gerbang Tempat Pemungutan Retribusi (TPR), wisatawan bisa menikmati pemandangan pantai yang berdampingan dengan sisi selatan bandara internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) itu.
Di Pantai Glagah, banyak pilihan wisata yang bisa dinikmati, seperti wisata air dengan naik perahu di laguna tepi Pantai Glagah, berfoto selfie di tengah taman bunga genjer dan bunga matahari warna-warni yang bermekaran atau melihat-lihat tambak udang sambil menikmati keindahan bandara internasional Yogyakarta (YIA).
“Ini wisata yang murah dan meriah. Banyak pilihan obyek yang bisa dinikmati di Pantai Glagah,” kata Ernawati, wisatawan asal Jogja saat ditemui Bernasnews.com di Pantai Glagah, Temon, Kulonprogo, DIY, Kamis (6/6/2019) siang.
Untuk naik perahu di laguna tepi Pantai Glagah, wisatawan cukup membayar Rp 7.000 per orang atau satu perahu Rp 100.000 untuk 15 orang dengan dua putaran. Dan perahu baru bisa berjalan bila penumpang mencapai minimal 10 penumpang.
“Lumayan pada hari libur seperti ini bisa 4-5 kali angkut penumpang dalam sehari,” kata Gotri, salah seorang pemilik perahu yang mengantar Bernasnews.com bersama sejumlah wisatawan keliling laguna, Kamis (6/6/2019) siang.
Laguna atau lagoon merupakan sekumpulan air laut yang terpisah dari laut oleh penghalang berupa pasir, batu karang atau sejenisnya. Selain wisata air, di laguna yang cukup luas itu terdapat arena berenang untuk anak-anak yang dikeliling pagar jaring. Sementara di tepi lagi berjejer warung aneka makanan dan minuman yang bisa dinikmati wisatawan atau pengunjung. Dari perahu, penumpang bisa melihat keindahan pantai Glagah dengan ombak yang bergulung-gulung ke tepi pantai.
Menurut Gotri, di laguna tersebut ada 40 perahu nelayan yang beroperasi untuk wisata air. Namun, ketika musim melaut untuk menangkap ikan, hanya sekitar 20 perahu yang beroperasi untuk wisata air dan selebihnya melaut menangkap ikan.
“Pemilik perahu untuk wisata air adalah nelayan-nelayan pantai selatan yang tidak melaut. Namun, saat musim tangkap ikan, yang beroperasi untuk wisata air hanya separuhnya,” kata Gotri yang mengaku mendapat bantuan perahu melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2002.
Dengan perahu yang dimiliki, Gotri dan teman-temannya bisa bekerja sebagai nelayan maupun untuk wisata air. Ia mengaku pada hari-hari biasa, wisata air agak sepi. “Dalam satu minggu bisa satu atau dua hari tidak beroperasi karena sepi wisatawan, namun pada hari libur bisa angkut penumpang 4-5 kali per hari,” kata Gotri.
Gotri mengaku sejak adanya bandara internasional Yogyakarta, jumlah wisatawan ke Pantai Glagah semakin ramai. Karena selain menikmati suasana pantai, wisatawan juga bisa melihat bandara dari arah selatan. “Apalagi kalau saat ada pesawat mendarat atau berangkat, wisatawan bisa melihat dari dekat karena landasan pacu sangat dengan dekat jalan, hanya dibatasi tambak-tambak udang,” kata Gotri. (lip)