BERNASNEWS.COM –SMA Bopkri I (Bosa) Yogyakarta membuat gunungan seberat 2,5 kuintal dengan tinggi 4 meter yang diusung dalam pawai pisungsung unduh-unduh yang digelar GKJ Sawokembar Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Minggu (9/6/2019).
Gunungan senilai Rp 15 juta itu berisi hasil bumi berupa sayur mayur dan buah-buahan, yang terdiri dari 15 kg brokoli, 15 kg kol/ kubis, 25 kg kacang panjang, 25 kg cabai, 15 kg terung, 15 kg sawi, 25 kg pare ular, 20 kg pare pahit, 20 kg wortel, 20 kg tomat dan 20 kg jagung.
“Gunungan berisi hasil bumi setinggi 4 meter dengan berat 2,5 kuintal ini dikerjakan oleh 30 karyawan dan guru SMA Bosa selama 12 jam,” kata Sartana S.PAK M.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Bosa, ketika dihubungi Bernasnews.com, Sabtu (8/6/2019).
Menurut Sartana, karena beratnya gunungan tersebut maka akan diusung menggunakan sepeda motor roda tiga sejak start dari LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan) Jalan Urip Sumoharjo/Jalan Solo terus ke barat hingga perempatan Galeria Mall lalu belok ke selatan dan sampai di depan GKJ Sawokembar berhenti sejenak untuk diberkati. Kemudian gunungan akan diarak menuju Embung Langensari, Klitren untuk mengikuti upacara ngalap berkah bersama masyarakat. “Tim SMA Bosa didukung oleh 60 personil lengkap dengan tokoh-tokoh wayang dan dewi sri,” kata Sartana.
Gunungan tersebut diusung dalam pawai yang unik dan menarik bersama kelompok masyarakat lainnya dalam rangka pingsungsung unduh-unduh persembahan hasil bumi atau hasil panen dari masyarakat se-Kecamatan Gondokusuman. Pawai ini sebagai rangkaian dari perayaan Pentakosta atau turunnya Roh Kudus yang diadakan oleh GKJ Sawokembar, Gondokusuman.
“Pawai ini sebagai bentuk syukur dari masyarakat atas berkat dan rahmat Tuhan dengan mempersembahkan hasil panenan yang berlimpah. Pawai dikemas dalam nuansa Jawa baik dalam busana yang dikenakan maupun prosesi dimana rangkaian acara menggunakan bahasa Jawa,” kata Drs Andar Rujito MH, Kepala SMA Bosa, beberapa waktu lalu.
Pawai yang diikuti ratusan gunungan dari berbagai komponen masyarakat se-Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta ini dimulai pukul 08.00 WIB dari Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta. Dan SMA Bosa ikut ambil bagian dalam pawai tersebut dengan menampilkan keunggulan seni budaya.
“Bila yang lain mengenakan pakaian Jawa, maka kami mengenakan pakaian wayang. Saya akan ambil bagian jalan kaki dalam pawai tersebut,” kata Andar Rujito.
Dalam pawai yang pertama kali digelar ini, semua komponen masyarakat akan dilibatkan dan ikut ambil bagian. Dan gunungan yang diusung akan “diperebutkan” atau dibagikan kepada masyarakat di garis finish yakni Embung Langensari, Klitren.
SMA Bosa sendiri tampil berbeda dengan peserta lainnya. Mereka lebih menonjolkan tokoh-tokoh wayang dengan mengenakan pakaian wayang. Dalam rancangan acara, Kepala SMA Bosa Andar Rujito berperan sebagai Suba Manggala/Brahmana, sementara Sartana berperan sebagai Anoman. Kemudian tokoh Cakil diperankan Andi, Semar diperankan oleh Sulung dan Gareng diperankan Sentot, Petruk oleh Maryanto dan Bagong diperankan oleh Pedro.
“Pokoknya SMA Bosa tampil beda. Kami akan menampilkan keunggulan yang kami meiliki sebagai sekolah yang memiliki keunggulan di bidang seni budaya,” kata Andar Rujito sambil mengajak masyarakat untuk menyaksikan pawai yang unik dan menarik ini. (lip)