News  

Alat Ini Mempermudah Kerja Dokter Gigi

Wahyu Ismail Kurnia, mahasiswa Magister Teknik Industri FTI UII, saat menjelaskan cara kerja alat saliva ejector hasil desainnya kepada wartawan di Kampus FTI UII, Senin (13/5/2019). Foto : Philipus Jehamun/Bernasnews.com

BERNASNEWS.COM – Kerja dokter gigi kini lebih mudah. Tak perlu dibantu perawat, dokter gigi cukup menggunakan alat ini untuk menyedot air liur pasien secara otomatis. Alat ini bernama Saliva Ejecto. Dengan desain baru, saliva ejecto secara otomatis tanpa dipegang siapa pun dapat menyedot air liur pasien. Dengan demikian, alat ini dapat mempermudah kerja kerja dokter gigi dalam menyedot air liur pasien saat mencabut, merawat atau mengobati gigi. Selain itu, tingkat efisiensi waktu kerja lebih cepat dibanding alat serupa sebelumnya.

Pembuat desain baru alat ini adalah Wahyu Ismail Kurnia, seorang mahasiswa Magister Teknik Industri FTI UII. Menurut Wahyu, dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa alat dengan desain baru ini mampu memenuhi atau mengatasi masalah kebutuhan pengguna dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dan hasil uji tingkat efisiensi waktu kerja dengan menggunakan alat ini rata-rata 24,24 menit lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat lama dengan waktu 29,77 menit.

Selain kemudahan dalam menggunakan maupun efisiensi waktu, menurut Wahyu Ismail Kurnia, kepada wartawan di Kampus FTI UII, Senin (13/5/2019), hasil uji tingkat kenyamanan pengguna ketika menggunakan alat desain baru ini juga rata-rata sebesar 4,08 atau lebih nyaman, sedangan menggunakan alat lama rata-rata sebesar 2,72 (tidak nyaman).

Desain baru Saliva Ejector merupakan kreasi baru berdasarkan hasil penelitian dengan pendekatan Teoriya Resheniya Izobreatatelskikh Zadach (TRIZ) yang dilakukan Wahyu Ismail Kurnia pada Januari-Maret 2019 di klinik gigi dan rumah sakit bagian pemeriksaan gigi di Jogja yang diawali dari identifikasi kebutuhan dengan melibatkan 30 pengguna. Saliva Ejector yang dirancang secara ergonomis ini merupakan alat untuk menyedot air liur pasien secara otomatis dan dokter gigi tidak lagi membutuhkan bantuan perawat.

Dikatakan, Saliva Ejector dimasukkan ke dalam mulut dan diletakan di bagian pinggir mulut. Dan ujungnya diletakan di bagian belakang mulut yang banyak menampung air liur. Alat ini ada cangkolannya sehingga tidak perlu dipegangi perawat dan pasien juga merasa nyaman, sehingga sangat ergonomis.

Penelitian ini merupakan tugas akhir Wahyu untuk menyelesaikan studi Magister Teknik Industri FTI UII dengan judul ‘Desain Alat Bantu Saliva Ejector dengan Pendekatan TRIZ’ di bawah bimbingan Prof Dr Ir Hari Purnomo, MT. Alat ini diangkat jadi sasaran penelitian karena merupakan salah satu alat kedokteran gigi yang paling sering digunakan ketika pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pasien. Dan dada prakteknya, banyak masalah dalam penggunaan saliva ejector konvensional.

Masalah tersebut, menurut Wahyu, antara lain ruang gerak dokter menjadi terbatas, kosentrasi pekerjaan terganggu dan alat saliva ejector konvensional belum mampu menahan dorongan otot mulut ketika evakuasi air liur di bagian posterior mulut. Bahkan sebagian besar pasien masih merasa tergannggu dengan penggunaan kawat pada alat saliva ejector konvensional,.

Dengan melihat masalah-masalah tersebut, Wahyu pun melakukan penelitian dan mencoba mendesain alat bantu saliva ejector baru yang mampu mengatasi rmasalah tersebut. Dan ia berhasil menciptakan desain baru yang memudahkan dokter gigi dalam memeriksa kesehataan gigi dan mulut pasien. (lip)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *